DARA | CIREBON – Pemerintah mendorong jasa perdagangan termasuk pengiriman dan on line dalam upaya sinergi serta pengembangan ekonomi masyarakat. Jasa pengiriman di Kota Cirebon menempati peringkat kedua paling besar di Jawa Barat setelah Bandung.
Demikian terungkap dalam pertemuan Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) V Jawa Barat, di Kota Cirebon, Sabtu (26/1). Hadir pada acara tersebut Wakil Wali Kota Cirebon, Dra. Hj. Eti Herawati; Ketua Umum DPP Asperindo, Muhammad Feriadi; Ketua DPW Asperindo Jabar, Wayan Wardhana dan tamu lainnya.
“Asperindo menjadi mitra bersinergi bagi Pemerintah Daerah Kota Cirebon dalam membangun Kota Cirebon serta mendukung Jabar Juara,” kata Wakil Wali Kota.
Kota Cirebon, menurut dia, memiliki potensi jasa pengiriman dan on line, khususnya angkutan dan perdagangan. Bahkan, Kota Cirebon menempati peringkat kedua dalam jasa pengiriman dan on line.
Pemerintah Daerah Kota Cirebon akan mendorong berbagai acara rapat kerja atau yang lain seperti yang dilakukan Asperindo. “Perbaikan infrastruktur kami lakukan jika pun Rakernas Asperindo dilakukan di Kota Cirebon. Kami yakin pelaksanaan rapat atau acara perusahaan atau organisasi apapun ikut meningkatkan pariwisata Kota Cirebon,” ujar Eti.
Pentingnya penguatan sinergi antar jaringan dan kolaborasi antarperusahaan ekspedisi, ia berharap, menjadi simbiosis saling menguntungkan antarsemua pihak yang terlibat dalam pendistribusian barang dan losgitik di Jabar. Apalagi dibukanya Bandara Kertajati, BIJB, dan Tol Cisumdawu sebagai akses transportasi dari dan ke daerah kabupaten/kota di Provinsi Jabar.
Ketua DPW Asperindo Jabar, Wayan Wardhana, sepakat untuk meningkatkan peran pembangunan di Jabar, khususnya Cirebon. Ia berharap, Kota Cirebon akan menjadi kota lebih maju dan terbuka dengan kehadiran Asperindo.
“Bisnis pengiriman di Jabar sangat maju bahkan nilainya 30 persen dari tingkat nasional. Kami berupaya untuk membantu bisnis UKM juga,” kata Wayan.
Sementara Ketua DPP Asperindo Pusat, Muhammad Feriadi, mengatakan dunia pengiriman sedang mengalami turbulance bisnis. Hal ini akibat adanya kenaikan harga tiket pesawat dan biaya pengiriman.
“Ini tentu menjadi ujian di tengah-tengah pengembangan industri pengiriman kita. Kami berharap ada solusi dari pemerintah pusat menghadapi persoalan ini,” katanya.***