Sebagai salah satu daerah agraris, Kabupaten Bandung Barat memiliki peluang besar untuk memajukan produksi pertanian.
DARA | Pemkab Bandung Barat menangkap peluang tersebut dengan konsep pencetakan produk pertanian secara modern.
Penjabat Bupati Bandung Barat, Arsan Latif memerintahkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) untuk membentuk kelompok tani yang siap mengelola lahan pertaniannya secara modern.
Hal itu, untuk meningkatkan produksi hasil pertaniannya, sekaligus menaikan taraf hidup para petaninya.
“Saya minta Kadistan (Kadis DPKP, Lukman Nul Hakim), segera inventarisasi petani yang mau bertani secara moderen. Bentuk kelompok, kita fasilitasi mereka sehingga hasil produksi pertaniannya lebih menjanjikan,” ujar Arsan, usai Launching dan Talk Show Kemitraan Closed Loop Pemenuhan Kebutuhan Bahan Baku Industri di Greenhouse Ghowynn, Desa Cipada, Kecamatan Cisarua, KBB, Rabu (6/3/2024).
Arsan menegaskan pengelolaan produk pertanian secara modern tersebut, bukan sekedar memanfaatkan teknologi saja.
Namun, bisa mengubah pola pikir para petani yang asalnya bertani secara tradisional, mampu mengembangkan diri dengan cara-cara modern. Tentunya, modern di sini, ketika mereka bertani menggunakan cara tepat, berdasarkan hasil penelitian.
Salah satunya, cara yang bisa dilakukan bertani secara organik. Karena produknya dipandang lebih banyak. “Nah itulah yang saya mau terapkan di petani saya,” katanya.
Pola yang bisa dikembangkan untuk bertani secara modern tersebut, bisa diimplementasikan dengan kemitraan antara petani, pemerintah dan offtaker (pemasok kebutuhan industri ataupun pasar).
Kebetulan untuk offtaker di wilayah KBB sudah ada, begitu juga dengan penyedia transportasinya siap bekerja sama dengan Pemkab Bandung Barat.
“Saya sudah pastikan ada transportasi, ada masyarakat. Mereka sepakat dan pemerintah daerah yang membiayai transportasinya, sehingga biaya transport ini tidak mengurangi harga petani,” katanya.
Untuk mempercepat panen, sambung Arsan, teknologi sebagai penunjang yang dibutuhkan adalah sistem pemupukan dengan menggunakan drone.
Untuk pengadaan alat canggih tersebut, Pemkab Bandung Barat merencanakan membelinya. Arsan berkeinginan bisa memfasilitasi 1 kecamatan 1 drone sehingga totalnya 16 drone.
Ia juga mengatakan, sebenarnya timbul ide pencetakan pengelolaan pertanian secara modern tersebut muncul pada November 2023.
“Seandainya ide ini diimplementasikan 4 bulan lalu, maka kita sekarang menerima hasilnya,” ujarnya.
Intinya, konsep pencetakan pertanian modern ini semua kebutuhannya dibeli pemda dengan pendampingan para ahlinya.
“Jadi saya bukan hanya membeli bibitnya, tapi paketnya sampai dengan dia menghasilkan,” katamya.
Sedangkan tentang jenis pertanian yang akan dikembangkan, tentunya cocok dengan kondisi daerah KBB serta produk siap dibeli.
Sebelumnya, ia memastikan bahwa persoalan dari hilirnya yakni pembelinya sudah ada, kemudian memproduk pertanian sebagai hulunya dipersiapkan.
“Offtaker yang saya bawa ini sudah punya kebutuhan. Nah kalau kebutuhan ini tidak diambil di KBB, kan percuma saya bina dan drop semua, kalau tidak ada pembelinya,” ujarnya.
Sementara itu dalam acara tersebut menghadirkan nara sumber selain Pj Bupati Bandung Barat, Dida Gardera (Deputi koordinasi Bidang Pangan dan Agribisnis, Kemenko Bidang Perekonomian), Yuli Sri Wilanti (Asdep Pengembangan Agribisnis Hortikultura, Kemeko Bidang Perekonomian),
Eripson MH Sinaga (Asdep Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Kewirausahaan, Kemenko Bidang
Perekonomian), Lukmanul Hakim ( Kepalq DPKP).(Diskominfotik KBB)
Editor: denkur | Foto: Ist