DARA | BANTEN – Tsunami Selat Sunda menyisakan sederet cerita. Tak sekadar kisah ribuan rumah hancur dan ratusan nyawa manusia melayang, tapi juga kini setelah semuanya terjadi, masih ada cerita yang cukup mengagetkan, yaitu berkeliarannya ular di kawasan pengungsian dan menggigit belas orang.
Situs resmi Kemenkes mencatat ada 14 kasus gigitan ular di Pandeglang, Banten. Dokter spesialis emergency, dr Trimaharani, mengatakan kasus tersebut ditemukan di beberapa layanan fasilitas kesehatan. Kasus di Puskesmas Munjul ada tiga, di Puskesmas Labuhan dua kasus, Puskesmas Panimbang satu, di Puskesmas lain tiga, Rumah Sakit Berkah satu, dan Puskesmas Cibitung empat. Jadi total 14 kasus.
dr Trimaharani memaparkan, maraknya gigitan ular itu diduga terjadi karena habitat ular yang terganggu. Hasil riset menunjukkan setiap bencana selalu ada ancaman gigitan ular. “Setiap disaster (bencana) ada risiko snakebite, misal banjir di Sampang, gempa di Lombok, erupsi Gunung Raung, erupsi Gunung Merapi, erupsi Gunung Agung, dan sebagainya,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan dr Achmad Yurianto menghimbau masyarakat berhati-hati ketika membersihkan lingkungan. “Kalau bersih-bersih jangan menggunakan tangan langsung, gunakan kayu dahulu pastikan tidak ada ular,” ujarnya seraya menambahkan, karena tsunami, sarang ular terusik dan menyebar, berpindah tempat ke tumpukan sampah atau puing.***
Editor: denkur