DARA | JIANGSU, CHINA – Sedikitnya 47 orang tewas, 600 lainya mengalami luka berat dan ringan dalam sebuah ledakan pabrik kimia pestisida di Cina timur . Peristiwa meledaknya sebuah pabrik di Kota Yangcheng Provinis Jiangsu Cina, sebagai kecelakaan terbaru di industri kimia Cina. Karena itu akibat operuistiwa ini, ribuan masyarakat marah.
Dilaporkan ledakan itu pada Kamis (21/3/2019) di Kompleks Industri Chenjiagang di Kota Yangcheng, Provinsi Jiangsu. Buntut ledakan itu menimbulkan kebakaran hebat sehingga api baru dapat dipadamkan pada Jumat (22/3/2019) pukul 03.00 waktu setempat.
Sejumlah orang yang selamat dalam tragedi itu dibawa ke 16 rumah sakit dan sekitar 640 orang dirawat karena mengalami cedera. Sebanyak 32 di antara mereka mengalami luka berat.
Ledakan dan kebakaran di pabrik milik Tianjiayi Chemical Company itu meluas ke pabrik-pabrik di sekitarnya. Murid-murid taman kanak-kanak di wilayah itu juga ikut terluka terkena serpihan material akibat ledakan. Hingga kini penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak berwajib.
Namun dikabarkan perusahaan tersebut sebelumnya pernah dinyatakan melanggar aturan keselamatan kerja dan dikenai hukuman denda. China Daily melaporkan perusahaan tersebut memproduksi lebih dari 30 jenis kimia organik, yang beberapa di antaranya mudah meledak.
Presiden Cina Xi Jinping, yang sedang berada di Italia dalam kunjungan kenegaraan, memerintahkan agar semua upaya dijalankan guna merawat para korban luka. Xi Jinping meminta pihak berwenang untuk meningkatkan upaya guna mencegah kecelakaan seperti itu terjadi lagi dan menemukan penyebab ledakan sesegera mungkin.
Badan perlindungan lingkungan Provinsi Jiangsu mengatakan dalam pernyataan pada Kamis malam bahwa pusat pemantau lingkungan di wilayah tersebut tidak menemukan persentase kandungan bahan kimia tak normal pada toluena, xilena, atau benzena yang ada di pabrik tersebut. Pihak berwenang Jiangsu akan melakukan pemeriksaan ke pabrik-pabrik dan gudang kimia lainnya. Pemerintah Cina akan menutup perusahaan-perusahaan kimia yang diketahui tidak mematuhi peraturan soal bahan kimia berbahaya. ***