DARA | JAKARTA – Dipengaruhi transisi operasional dari tambang terbuka (open pit) Grasberg ke tambang bawah tanah (underground), pendapatan PTFreeport Indonesia bakal anjlog (merosot) lebih dari 50 persen, pada 2019.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu bara Bambang Gatot Ariyono dalam konferensi pers di kantornya mengatakan, dari prognosa PT Inalum, pendapatan sebelum beban bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) turun dari tahun lalu US$4 miliar menjadi satu koma (miliar dolar AS).
Sementara itu Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Yunus Saefulhak mengatakan pendapatan Freeport yang menurun sejalan dengan merosotnya produksi perusahaan. Produksi konsentrat tembaga Freeport sepanjang tahun lalu mencapai 2, 1 juta ton. Sebanyak 1,3 juta ton diantaranya untuk ekspor dan 800 ribu ton sisanya dimurnikan di dalam negeri.***
Editor: denkur