“Saat pemotongan hewan kurban pastikan hewan kurban itu dibeli dengan sehat dan cukup secara syar’i (aturan). Karena kalau hewan kurbannya tidak cukup secara syar’i, kata bahasa sundanya ‘teu manjing’. Itu bisa tidak afdhal,” kata Oded M. Danial.
DARA | BANDUNG – Wali Kota Bandung Oded M. Danial meminta para panitia penyembelihan hewan kurban agar memerhatikan protokol kesehatan ketika bertugas saat Idul Adha 1441 Hijriah. Dirinya menginginkan pelaksanaan ibadah yang melibatkan orang banyak itu tidak menimbulkan keresahan dari segi kesehatan.
Oded menekankan hal tersebut saat pembukaan pelatihan penyembelihan hewan kurban melalui konferensi video yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Bandung bekerja sama dengan Pusat Halal Salman ITB dan Majelis Ulama Indonesia Kota Bandung, Rabu (8/7/2020).
Idul Adha identik dengan penyembelihan hewan kurban. Biasanya, penyembelihan dilakukan oleh warga didampingi oleh dewan kemakmuran masjid (DKM) setempat. Saat pemotongan hewan, warga kerap berkumpul untuk saling membantu menyiapkan dan membagikan potongan hewan kurban kepada yang membutuhkan.
“Karena dalam suasana pandemi, kita harus menghindari hal-hal yang mungkin bisa menyebarkan virus corona. Oleh karena itu saya mengimbau seluruh elemen masyarakat Kota Bandung yang melaksanakan Idul Adha dan pemotongan hewan kurban memperhatikan protokol kesehatan,” tegas Oded.
Oded pun mengimbau, protokol kesehatan berlangsung sejak akan melaksanakan Shalat Id, memotong hewan, hingga pembagian daging. Seluruh pihak harus bekerja sama agar taat protokol kesehatan.
“Saat pemotongan hewan kurban pastikan hewan kurban itu dibeli dengan sehat dan cukup secara syar’i (aturan). Karena kalau hewan kurbannya tidak cukup secara syar’i, kata bahasa sundanya ‘teu manjing’. Itu bisa tidak afdhal,” cetus Oded.
Demikian pula saat memotong hewan kurban. Dia meminta seluruh warga yang membantu pemotongan hewan menggunakan masker dan membawa alat masing-masing. Bahkan, sambungnya, saat memotong daging dan tulang, masyarakat harus pastikan alat-alat pemotong, seperti kapak, golok, steril dari hal-hal yang tidak diinginkan.
“Di dalam pelaksanaan pemotongan, harus memperhatikan social distancing. Tidak boleh saling pinjam alat karena khawatir (terjadi penularan bakteri), harus membawa sanitizer,” imbuhnya.
Panitia pun, diutarakan dia, harus memperhatikan teknis pembagian daging kurban. Oded berharap, pembagian daging tidak menimbulkan kerumunan massa, dan tetap menegakkan prinsip jaga jarak.
“Saya berharap baik kepada panitia harus hati-hati untuk membuat protokol kesehatan dengan baik. Juga kepada masyarakat yang nanti akan mendapatkan manfaat dari hewan kurban itu harus mengikuti protokol kesehatan,” pungkasnya.***
Editor: Muhammad Zein