Mohammad Nuh: Dari Physical Space ke Cyber Space tak Bisa Dibendung

Kamis, 20 Februari 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketua Dewan Pers, Muhammad Nuh (Foto: twitter/net)

Ketua Dewan Pers, Muhammad Nuh (Foto: twitter/net)

Migrasi besar-besaran dari physical space ke cyber space tak bisa dibendung. Bahkan, civil society khususnya media, dituntut pintar dan cermat dalam mengekspoiltasi wilayah baru tersebut.


DARA | JAKARTA – Begitu dikatakan Ketua Dewan Pers, Muhammad Nuh dalam sebuah dialog di Jakarta, Rabu malam tadi. Nuh juga menjelaskan, intensitas informasi yang disajikan tentu tak melulu bersifat peristiwa sebagai cermin wajah baru, kelengkapan data menjadi referensi yang mendekatkan pada ilmu pengetahuan.

”Lantas, siapa pun yang tidak mengeksplore ini data, tentu akan tertinggal. Lalu apa golnya, tentu saja knowledge (Ilmu Pengetahuan). Mencerdaskan kehidupan bangsa,” ujar Nuh.

Dialog itu juga dihadiri Wakil Ketua Dewan Penasehat Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) M. Hatta Rajasa, dan jajaran pengurus SMSI Pusat. Digelar di Gedung 6, Jalan Darmawangsa Raya Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu malam (19/2.2020).

Nuh juga mengatakan, pola data informasi dan sistem, tentu akan terus terbarukan, sehingga nantinya akan ada basis data yang secara jelas dapat diolah menjadi informasi. Maka, pendekatannya knowledge. Ini ada perkembangan society, lalu dijajarkan pada imaginer, di bawahnya ada  basis, hasilnya fisik. Nah ini menjadi kombinasi yang memanfaatkan big data dan bermanfaat.

Jika awalnya, media hanya mengangkat berita peristiwa, sekarang akan lebih mendalam. ”Di depan itu misalnya ada peristiwa tabrakan. Dulu ya ditulisnya peristiwa. Tapi saat ini, semua dikombinasi. Mengapa sampai ada peristiwa tabrakan itu, bagaimana kondisi jalannya, dan masih banyak lagi lainnya yang secara jelas menuangkan data. Nah inilah pendekatan knowledge itu. Maka seperti saya sebutkan di awal, pentingnya mengekplorasi sebuah data,” ujar Nuh.

Ekspoitasi data dan pentingnya kreativitas, tentu akan melahirkan jurnalis-jurnalis yang kritis. Apa yang dipaparkan dalam pemberitaan, dipahami secara konstruktif. ”Jangan asal kritik. Saya dulu sering sekali dikritik tapi saya pahami ini bagian dari alam yang ada. Tapi sekarang kok rasanya menghilang ya, orang-orang yang mengkritisi saya itu, kemana mereka,” sindir Nuh disambut tawa jajaran pengurus SMSI.***

Editor: aldinar

 

Berita Terkait

GREAT Institute Menyembelih Kurban di Tanah Terluka: Simbol Perlawanan Warga Pesisir Banten
Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas: Dana Haji Sebaiknya Tetap Dikelola BPKH
Ini Susunan Panitia Kongres Persatuan PWI yang Segera Bekerja
KPK Kunjungi Kantor Pusat SMSI, Jalin Kerjasama Pencegahan Korupsi di sektor usaha Media Siber
Hendry Ch Bangun dan Zulmansyah Sepakat Gelar Kongres Persatuan PWI Paling Lambat Agustus 2025
Menko Zulhas Ungkap Peran Penting Kapolri dalam Wujudkan Swasembada Pangan
ASUS Luncurkan Produk Expert Series dengan TKDN di Atas 40%
Tenaga Kerja Asing dan Hubungan Indonesia-China
Berita ini 9 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 8 Juni 2025 - 14:38 WIB

GREAT Institute Menyembelih Kurban di Tanah Terluka: Simbol Perlawanan Warga Pesisir Banten

Jumat, 6 Juni 2025 - 11:09 WIB

Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas: Dana Haji Sebaiknya Tetap Dikelola BPKH

Sabtu, 31 Mei 2025 - 10:31 WIB

Ini Susunan Panitia Kongres Persatuan PWI yang Segera Bekerja

Selasa, 27 Mei 2025 - 18:20 WIB

KPK Kunjungi Kantor Pusat SMSI, Jalin Kerjasama Pencegahan Korupsi di sektor usaha Media Siber

Sabtu, 17 Mei 2025 - 12:12 WIB

Hendry Ch Bangun dan Zulmansyah Sepakat Gelar Kongres Persatuan PWI Paling Lambat Agustus 2025

Berita Terbaru

OLAHRAGA

MATCHDAY PAMUNGKAS Romeny dan “Kemarahan” Jepang

Senin, 9 Jun 2025 - 12:19 WIB

OLAHRAGA

PRA-PIALA DUNIA Menatap Jepang, Menatap Teluk

Sabtu, 7 Jun 2025 - 20:27 WIB