“Sungguh seorang anak kecil berhati besar. Makna yang dapat kita ambil dari apa yang dilakukan ananda Hafidh, bahwa sesusah apapun hidup kita, masih ada orang lain yang lebih susah,” kata Dadang M. Naser.
DARA | BANDUNG – Mochamad Hafidh, seorang anak berusia 9 tahun yang telah menyumbangkan tabungannya sebesar kurang lebih Rp 500 ribu untuk membantu penanggulangan wabah penyakit akibat virus corona (Covid-10).
Sebuah perhatian dan kepedulian yang sangat besar dari seorang warga Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, saat ia menyaksikan dalam pemberitaan terkait kelangkaan Alat Pelindung Diri (APD).
Bupati Bandung, H. Dadang M. Naser cukup terharu dengan apa yang dilakukan anak yang baru duduk di kelas 3 SD itu. Padahal, Hafidh tidak terlahir dari keluarga yang serba berkecukupan. Orang tuanya hanyalah seorang pedagang bakso, namun telah mencetak sebuah akhlak yang mulia.
“Sungguh seorang anak kecil berhati besar. Makna yang dapat kita ambil dari apa yang dilakukan ananda Hafidh, bahwa sesusah apapun hidup kita, masih ada orang lain yang lebih susah. Para pengusaha susah, tapi ingat, bahwa karyawannya juga jauh lebih susah. Tetap tunjukkan kepedulian terhadap orang yang tidak punya, dan jangan pura-pura tidak punya,” kata Dadang Naser saat menerima kehadiran Hafidh di Rumah Jabatannya di Soreang, Sabtu (18/4/2020).
Jumlah Rp 500 ribu dalam bentuk koin yang dikumpulkan Hafidh selama kurang lebih 9 bulan, tentu bisa saja digunakannya untuk membeli keperluan alat-alat sekolah. Terlebih saat ini di Kabupaten Bandung, kata Bupati, warga misbar (miskin baru) makin bertambah karena mereka kehilangan pekerjaan.
“Agama kita (Islam) mengajarkan, dalam suara langit disampaikan, ketika ada orang yang sulit harus kita tolong dan kita bantu. Bagi usia anak, mengorbankan seluruh jerih payah menyisihkan uang jajan selama sembilan bulan, itu sangat luar biasa,” ujarnya.
Dadang Naser pun memberikan apresiasi kepada Hafidh dengan memberikan kadeudeuh. Ia berharap, apa yang dilakukan Hafidh dapat menjadi contoh dan suri tauladan, tidak hanya bagi teman-teman seusianya, tapi juga seluruh masyarakat.
“Hafidh memilih memposisikan tangannya di atas daripada di bawah, lebih memilih memberi daripada menerima. Mudah-mudahan perilaku ini dijadikan teladan, dan menjadi contoh bagi para agnia dan seluruh masyarakat, terlebih kita akan memasuki bulan Ramadan di tengah kondisi wabah virus corona. Ayo kita Sabilulungan bekerja sama saling tolong menolong dalam kondisi yang sulit ini,” imbau Bupati.
Dadang pun tidak bosan mengimbau masyarakat, untuk tetap disiplin diam di rumah, wajib bermasker saat keluar rumah, cuci tangan pakai sabun, jaga kesehatan dan jaga jarak ketika berkomunikasi sosial.
Begitu pula dengan Hafidh, ia memberikan pesan kepada teman-teman seusianya untuk terus menaati imbauan pemerintah. “Karena baju APD dan masker sedang kekurangan di rumah sakit, teman-teman harus taati peraturan, physical distancing, cuci tangan pakai sabun yang sering, jangan keluar rumah,” ucap Hafidh mengingatkan.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Bandung, H. Juhana menambahkan, apa yang dilakukan Hafidh merupakan salah satu contoh dari implementasi pendidikan karakter.
“Pendidikan karakter sangat bermanfaat untuk membentuk kepribadian seorang anak. Allhamdullilah ananda Hafid telah mampu menunjukkan sikap terhadap informasi yang dia dapat tentang corona dan isu-isu yang tengah berkembang di masyarakat,” kata Juhana.
Menurutnya, selama pelaksanaan pembelajaran di rumah, orang tua sangat berperan penting memperkuat karakter anak seperti itu. Ia pun berharap, perbuatan Hafidh bisa menjadi sebuah pesan dan menginspirasi kepada teman-temannya di sekolah, termasuk warga sekolah lainnya.
“Ada pesan moral sebagai keteladanan sesungguhnya, bagaimana anak usia 9 tahun bisa mereplikasikan pengetahuannya dalam kehidupan nyata,” ucap Juhana.***