Minat Baca Masyarakat Kabupaten Bandung Baru 40 Persen

Jumat, 15 November 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

ILUSTRASI. kompas.com

ILUSTRASI. kompas.com

Masih rendah, minat baca di kalangan masyarakat Kabupaten Bandung. Warga daerah ini lebih tertarik media sosial. Sementara upaya membangun perpusda masih terkendala oleh beberapa hal.

 

DARA | BANDUNG – Minat membaca buku di kalangan masyarakat Kabupaten Bandung, Jawa Barat masih tergolong rendah, baru 40 persen. Sisanya, masih didominasi masyarakat yang membaca dari media digital.

Sekretaris Dinas Arsip dan Perpustakaan (Disarpus) Kabupaten Bandung, Asas Masitoh, mengakui, berdasarkan sample dan analisis yang dilakukan pihaaknya, indeks baca masyarakat Kabupaten Bandung dari total 3,7 juta jiwa penduduknya, masih rendah.

“Jadi baru 40 persen yang saat ini tertarik dengan bacaan konvensional (buku), 60 persennya digital dan medsos. Kalau di-ratting, bacaan medsos itu paling tinggi facebook, twitter, instagram, dan whatsapp dengan rentana usia rata-rata 13 sampai 59 tahun,” kata  Asas, saat ditemui di Komplek Perkantoran Pemkab Bandung, Soreang, Jumat (15/11/2019).

Hasil analisis minat baca yang baru 40 persen tersebut, lanjut dia, berdasarkan survei dari berbagai perpustakaan baik di sekolah, taman bacaan maupun keluarga, yang bekerja sama dengan PKK dan Dasawisma. “Jadi kami tugaskan satu kader menggarap 10 keluarga untuk mendata apakah di rumahnya ada bahan bacaan atau tidak.

Dia menyebutkan, saat ini lama membaca masyarakat pun masih perlu ditingkatkan. Hasil analisis, kekuatan membaca masyarakat dalam 5 menit hanya 178 kalimat.

Sedangkan idealnya dalam 5 menit 250 kalimat. “Waktu yang dihabiskan 1 sampai 2 jam, yang konvensional. Idealnya 4 jam. Penyebabnya kemajuan teknologi. Orang lebih tertarik terhadap digital dan berita yang ringan. Kalau yang berat ada kengganan dan kurang tertarik,” ujarnya.

Terkait efektivitas perpustakaan desa (perpusdes), dari 270 desa di Kabupaten Bandung baru 50 desa yang memiliki perpusdes. “Kendalanya anggaran, pengelolanya, dan bahan pustaka, karena bahan bacaan itu mahal kalau yang bagus dan best seller,” katanya.***

Wartawan: Muhammad Zein | Editor: Ayi Kusmawan

Berita Terkait

Bapenda Jabar Siap Jalankan Instruksi KDM soal Perpanjangan Pemutihan Pajak
Pemdaprov Jabar dan TNI AD Teken Komitmen Bersama, Ini Isinya
PWI Jabar Dukung Kongres Persatuan
KDM Libatkan TNI AL Jaga Sungai dan Laut Jawa Barat
Bangkitkan Kembali Fungsi Kentongan, Warnai Jambore Satlinmas Bandung Barat 2025
KBB Dijadikan Kick Off Layanan KB Serentak Tingkat Jabar
Mantap, PWI Kang Awing Gelar OKK
Jeje Ritchie Ismail Lantik Tujuh Kades, Begini Pesannya
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 28 Juni 2025 - 09:09 WIB

Bapenda Jabar Siap Jalankan Instruksi KDM soal Perpanjangan Pemutihan Pajak

Kamis, 26 Juni 2025 - 17:18 WIB

Pemdaprov Jabar dan TNI AD Teken Komitmen Bersama, Ini Isinya

Rabu, 25 Juni 2025 - 19:42 WIB

PWI Jabar Dukung Kongres Persatuan

Rabu, 25 Juni 2025 - 19:34 WIB

KDM Libatkan TNI AL Jaga Sungai dan Laut Jawa Barat

Rabu, 25 Juni 2025 - 19:31 WIB

Bangkitkan Kembali Fungsi Kentongan, Warnai Jambore Satlinmas Bandung Barat 2025

Berita Terbaru