Minat baca masyarakat KBB masih berada di bawah Provinsi Jawa Barat.
DARA | Data Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia, Indek Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Kabupaten Bandung Barat (KBB) hingga kini masih berada di angka 60-an. Masih jauh di bawah rata-rata Propinsi Jawa Barat (Jabar) yang sudah mencapai angka 73.
“Kalau kita lihat data, minat baca masyarakat KBB masih berada di bawah Propinsi (Jabar). Kita tidak memungkiri, adanya teknologi digital, mengurangi minat baca (buku) kita,” kata Penjabat (Pj) Bupati Bandung Barat, Ade Zakir disela-sela Festival Literasi dan Bursa Buku Murah yang diselenggarakan Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) di Balepare, Kotabaru Parahyangan-Padalarang, Senin (17/2/2025).
Melalui kegiatan Festival Literasi dan Bursa Buku Murah tersebut, Ade berharap
bisa meningkatkan minat baca masyarakat di Bandung Barat.
Ia juga mengapresiasi kegiatan yang digagas GPMB ini dan ke depan memungkinkan untuk dilaksanakan secara rutin.
Pemkab Bandung Barat sendiri berupaya untuk meningkatkan pemahaman literasi dan mendorong masyarakat KBB agar melek membaca.
“Melalui membaca, bisa meningkatkan aktivitas, kreativitas, dan inovasi seseorang. Oleh karena itu, Pemkab Bandung Barat mensupport kegiatan Festival Literasi dan Bursa Buku Murah ini,” ucapnya lagi.
Sementara itu, untuk meningkatkan minat baca masyarakat, Pemkab Bandung Barat berencana membangun Perpustakaan Daerah (Perpusda).
Lahan Pembangunan Perpusda tersebut masih berada di sekitar Komplek Perkantoran KBB-Ngamprah.
“Kita ingin ada perpustakaan daerah. Perencanaannya tahun ini,” ungkapnya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (Disarpus) KBB, Hari Partomo menambahkan target IPLM KBB paling tidak sejajar dengan tingkat Jabar.
Untuk mewujudkan target tersebut, memang bukan hal mudah. Namun Pemkab Bandung Barat akan melakukan upaya-upaya maksimal.
Selama inipun pihaknya mengoptimalkan kemampuan yang ada melalui berbagai program.
“Kita mendekatkan perpustakan kepada masyarakat melalui beberapa program,”tutur Heri.
Program pertama esputer (sarana perpustakaan terbuka) untuk memfasilitasi pembaca yang berada di sekitar cafe-cafe. Masyarakat bisa membaca buku yang disediakan pihaknya di dalam cafe, tapi bisa membawanya ke alam terbuka.
Kemudian program es lilin, sebagai sarana literasi keliling dengan memanfaatkan sepeda motor bantuan dari Perpusnas.
“Kita dekatkan perpustakaan ini ke masyarakat dengan menyediakan buku yang dibawa sepeda motor. Program Eslilin ini, datang ke pusat keramaian seperti di alun-alun, mesjid bahkan di Pos Yandu,” bebernya lagi.
Ada satu program lagi yang dirancang Disarpus KBB untuk meningkatkan minat baca masyarakat adalah Pukis. Pihaknya akan memanfaatkan mobil yang dibranding menjadi sebuah perpustakaan untuk keliling sekolah.
“Kita juga sedang mencoba program perpustakaan digital atau kita sebut Sapulidi, sarana perpustakaan digital,” kata Heri.***
Editor: denkur