DARA|BANDUNG-Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir, membantah keterlibatan putra mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammed bin Salman terlibat dalam pembunuhan wartawan senior Jamal Khasoggi. Adel al-Jubeir Selasa (20/11/2018) mengatakan setiap tuduhan terhadap Putra Mahkota Mohammed bin Salman terlibat dalam pembunuhan Jamal Khashoggi “tidak ada dasar dalam kebenaran.”
Menlu Arab Saudi Adel al Jubaeir pun membantah laporan Dinas Inteljen Amerika (CIA). Dia kepada harian pemerintah Al Sharq Al Awsat, menyatakan pihak kerajaan “secara kategoris” menolak tuduhan seperti itu karena mereka tidak didukung oleh “bukti-bukti konklusif.”
“Kepemimpinan kerajaan Arab Saudi, diwakili oleh raja dan putra mahkota, adalah garis merah, dan kami tidak akan mengizinkan upaya untuk mencederai atau melemahkan mereka,” tandasnya.
Sejumlah media mengutip laporan CIA akhir pekan lalu, yang menyebutkan perintah untuk membunuh Khashoggi datang langsung dari putra mahkota Mohammed bin Salman. CIA akan melaporkan temuannya kepada Presiden AS Donald Trump hari Selasa ini.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump sejauh ini menyatakan, dia percaya pada Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Sekalipun demikian, AS telah menjatuhkan sanksi terhadap 17 warga Saudi yang dinyatakan terlibat dalam plot pembunuhan Kashoggi, termasuk di antaranya dua pembantu dekat Muhammad bin Salman.
Berbagai media di Eropa mapun Amerika dan Asia melansir Jamal Khashoggi – kontributor Washington Post sering menulis kolom yang kritis tentang kepemimpinan Arab Saudi – dibunuh di dalam gedung konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018.
Arab Saudi selama ini menawarkan beberapa versi yang kontradiktif tentang kematian Kashoggi. Awalnya para pejabat Arab Saudi menyatakan Kashoggi telah meninggalkan konsulat hidup-hidup. Namun kemudian mereka mengakui bahwa Kashoggi tewas “dalam perkelahian” ketika sedang diinterogasi, Versi terakhir, pemerintah Arab Saudi mengatakan Kashoggi dibunuh oleh sebuah tim yang punya “misi jahat”.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang pertama kali mengklaim bahwa perintah untuk pembunuhan itu berasal dari “tingkat tertinggi” pemerintahan Saudi. Dinas intelijen Turki memiliki bukti-bukti rekaman audio dari kejadian di dalam konsulat di Istanbul.
bahan: Tempo.co