Menilik Isu Kesehatan Mental dari Sebuah Cerita

Jumat, 17 November 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Beberapa waktu lalu Netflix hadir dengan series Korea terbaru berjudul Daily Dose of Sunshine yang dibintangi oleh Park Bo Young, Yeon Woo Jin, Jang Dong Yoon, hingga Lee Jung Eun.

DARA | Sejak dirilis pada 3 November lalu, drama yang mengusung tema kesehatan mental ini menarik minat para penonton. Bahkan, hingga artikel ini ditulis, Daily Dose of Sunshine masih masuk 10 besar acara TV teratas di Indonesia dengan berada di posisi nomor 2.

Daily Dose of Sunshine yang diadaptasi dari webtoon ini menceritakan Jung Da Eun(Park Bo Young) seorang perawat yang dipindahkan ke departemen neuropsikiatri.

Dengan bimbingan kepala perawat, ia berusaha beradaptasi dengan berbagai kisah para pasien dan luka yang mereka hadapi dengan penanganan yang berbeda.

Isu mengenai kesehatan mental memang bukan hal yang baru, beberapa tahun kebelakang isu mental health menjadi sorotan dengan banyaknya yang menyuarakan hal tersebut karena pentingnya memperhatikan bukan saja kesehatan fisik, namun juga jiwa.

Topik kesehatan mental nyatanya sudah sering diangkat dalam sebuah film hingga cerita dalam sebuah buku. Seperti film Joker (2019), Kim Jin-Young: Born 1982 (2019), dan Ku Kira Kau Rumah (2022).

Sama halnya dengan platform baca dan menulis digital Cabaca.Di Cabaca, buku-buku mengenai isu kesehatan mental juga hadir dari sekian banyak topik yang tersaji.

Di antaranya seperti buku Silver Line of Clouds karya Filzaaf, lalu Hello, Seventeen karya Oepha Im, buku I Feel Better When I’m with You karya Thierogiara, lalu buku Sali karya A.R.
Rizal, Represi karya Anindityas R.P, hingga The Letter You Left Behind karya Niswahikmah.

Selain itu, buku bertajuk Mentally Marshed yang ditulis langsung oleh Marshanda.

Buku yang terbit secara digital di Cabaca dan versi cetak diterbitkan oleh Penerbit Tisapinkluv ini mencoba membangkitkan kembali semangat dan makna hidup dengan memberikan bagian kisah dari hidup Marshanda.

Mentally Marshed mengajak pembacanya untuk kembali memikirkan rasa kasih dan bahagia yang bisa didapatkan oleh diri sendiri.

Menurut Ririn Ayu yang merupakan editor dari buku Mentally Marshed menjelaskan jika buku ini cocok untuk pembaca yang mengalami krisis kepercayaan diri, merasa dibungkam, pendapatnya tidak pernah didengarkan dan mendapatkan stigma buruk.

Selain itu dalam buku Mentally Marshed mencoba memberikan sudut pandang jika kita tidak memiliki pencapaian hal itu tidak harus membuat kita rendah diri.

Bagi pembaca lainnya pun, buku ini dapat memberikan pemahaman dari sudut pandang orang yang memiliki mental issue.

“Marshanda mencoba menjelaskan jika tidak perlu merasa malu jika memiliki isu kesehatan mental, karena kita tidak minta dalam keadaan sakit. Selain itu, setelah aku membaca bukunya aku paham jika ada orang-orang yang memiliki perhatian khusus pada
kesehatan mentalnya lebih baik mencari pertolongan pada ahlinya,” ujar Ririn Ayu yang diwawancarai secara daring, Kamis (16/11/2023).

“Daripada menyalahkan orang lain yang tidak bisa memahami, coba pahami diri sendiri dengan berkonsultasi ke ahlinya,” imbuhnya.

Ririn Ayu juga mengatakan buku Mentally Marshed ini memiliki kata-kata yang memikat dan powerfull.

Jenis kata-kata yang membuat kita memikirkan ulang dan merasa isi
bukunya relatable.

Selain itu, penulisannya jujur, tidak menggurui, tetapi terkesan bercerita lalu kita akan menemukan kecocokan. Dan desainnya cantik, sejauh ini buku Mentally Marshed menjadi buku tercantik yang pernah Ririn proofread.

Mentally Marshed terbit pertama kali secara digital di Cabaca pada 10 Agustus 2023, dan saat ini semua bab dari bukunya sudah dirilis dan dapat dinikmati secara penuh dengan 17 Bab.

“Kita hidup di era digital yang canggih tapi membuat kita lebih banyak terpapar oleh hal-hal yang membuat cemas. Mudah-mudahan dengan adanya novel berkualitas dengan isu kesehatan mental ini membuat banyak orang yang mungkin mengalami sesuatu yang
kurang nyaman terkait mentalnya tidak merasa sendiri,” tutur Fatimah Azzahrah, Co-Founder Cabaca juga saat diwawancarai secara daring Kamis (16/11/2023).

Selain itu, diharapkan kesadaran untuk berkonsultasi kepada profesional makin meningkat.

“Ngedatengin psikolog atau psikiater itu nggak apa-apa banget,” katanya.

Editor: denkur | Sumber: Ist | Foto: netflix

Berita Terkait

Sekolah Rakyat, Visi Besar Presiden Prabowo untuk Putus Kemiskinan Melalui Pendidikan
Universitas Paramadina Soroti Tantangan dan Solusi Koperasi Merah Putih
Satu-satunya dari Indonesia, Mahasiswa Sampoerna University Tampil di IVS Kyoto 2025 Bawa Inovasi Ramah Lingkungan ke Panggung Dunia
Akses Menuju Stasiun Makin Mudah, Pengguna LRT Jabodebek di Stasiun Harjamukti Terus Naik
Wartawan Senior Wina Armada Sukardi Tutup Usia
Panitia Kongres Temui Menkum dan Kapuspen TNI : Pemerintah Dukung Kongres Persatuan PWI
KAI Divre IV Tanjungkarang Tambah Stasiun Pelayanan Pembatalan Tiket KA Secara Offline
LRT Jabodebek Layani 139 Ribu Pengguna Selama Libur Panjang Tahun Baru Islam 1447 H

Berita Terkait

Selasa, 15 Juli 2025 - 15:38 WIB

Sekolah Rakyat, Visi Besar Presiden Prabowo untuk Putus Kemiskinan Melalui Pendidikan

Jumat, 11 Juli 2025 - 22:28 WIB

Universitas Paramadina Soroti Tantangan dan Solusi Koperasi Merah Putih

Rabu, 9 Juli 2025 - 21:48 WIB

Satu-satunya dari Indonesia, Mahasiswa Sampoerna University Tampil di IVS Kyoto 2025 Bawa Inovasi Ramah Lingkungan ke Panggung Dunia

Rabu, 9 Juli 2025 - 13:43 WIB

Akses Menuju Stasiun Makin Mudah, Pengguna LRT Jabodebek di Stasiun Harjamukti Terus Naik

Kamis, 3 Juli 2025 - 18:39 WIB

Wartawan Senior Wina Armada Sukardi Tutup Usia

Berita Terbaru