Menanti Janji Ridwan Kamil, Petani Tak Memiliki Modal Untuk Bercocok Tanam

Rabu, 6 Mei 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pak Edih bercerita, bahwa ia mengalami kerugian sebesar 50%-70% dari hasil panen di hari-hari biasanya, disetiap petak sawah yang ia miliki.


DARA|BANDUNG- Virus Covid-19 yang mewabah di Indonesia, membuat semua orang resah dan berharap terealisasinya janji pemerintah serta hilangnya virus tersebut dan membaiknya keadaan.

Salah satu keluarga petani sayur yang berasal dari Lembang, Kampung Cikareumbi, Desa Cikidang, Jawa Barat bernama Pak Edih dan istrinya yang sudah 30 tahun bergelut di sektor pertanian berharap virus ini segera mereda.

“Soalnya kalau gini terus, bukan hanya pemilik perusahaan atau pabrik aja yang rugi. Kami para petani juga mengalami kerugian,” kata pak Edih yang ditemui langsung oleh dara.co.id di kediamannya.

Pasalnya, kerugian yang dialami oleh para pertani tersebut, di akibatkan dengan menurunnya permintaan pasar dari berbagai jenis sayur dan tidak beraninya bandar yang mau mengambil barang yang banyak dikarenakan tidak adanya modal yang cukup.

Pak Edih bercerita, bahwa ia mengalami kerugian sebesar 50%-70% dari hasil panen di hari-hari biasanya, disetiap petak sawah yang ia miliki.

“Kami punya empat lahan tanam, dan setiap lahannya itu kita bisa dapat keuntungan kotor 20jt setiap panennya. Kalau dihitung bersihnya sekitar 10jtan di hari biasa sebelum adanya corona,” tuturnya.

“Tapi sekarang ini, kami cuma bisa dapat 3jt untuk setiap lahan aja beryukurnya alhamdulillah banget,” lanjutnya.

Sayuran yang biasa ditanam oleh keluarga pak Edih ini yakni letus, tomat, buncis, selada, dan sayuran konsumsi rumahan lainnya. Pak Edih pun mengaku, selain harga pasar yang anjlok, modal seperti membeli bibit, pupuk dan obat-obatan pembasmi hama, sangat mahal dan tidak menutup biaya produksi.

“Banyak juga petani yang tidak ada modal untuk tanam karena tidak ada modal untuk beli obat, pupuk dan bibit. Jadinya mereka cuman bisa kerja di pemilik lahan aja,” jelasnya.

Saat disinggung bantuan dari pemerintah provinsi, bu Edih berkata sambil berkaca kaca, bahwa keluarganya dan petani lain di desa tersebut, sama sekali tidak menerima bantuan apapun dari pemerintah.

Ia pun berharap, adanya bantuan dari pemerintah yang terealisasi kepada mereka berupa bantuan bibit, pupuk sampai obat pembasmi hama.

“Pak Ridwan Kamil, kami mohon janji yang pernah diberikan kepada warga untuk direalisasikan. Kami para petani sangat berharap bantuan dari bapak. Kami sulit mencari modal untuk kami bercocok tanam”pungkasnya.

 

Editor : Maji

Berita Terkait

Hari Jadi ke=80 Pemprov Jabar, KDM Konsisten Bakal Tindak Pertambangan Ilegal
Jelang HUT ke-80 RI Gasibu Ditutup Sementara, Begini Penjelasannya
DPRD dan Pemkab Sukabumi Sepakati Penyesuaian APBD 2025
DPRD Kabupaten Sukabumi Mengucapkan Selamat Hari Pramuka 2025
Lumbung Gizi, Harapan Baru Perbaikan Gizi dan Ketahanan Pangan di Desa Wangunsari ‎
DPRD Kabupaten Sukabumi Gelar Rapat Gabungan dengan Tim TAPD, Bahas Perubahan APBD 2025
Kadis KUKM Kabupaten Sukabumi Sebut UMKM Pilar Ekonomi Daerah
Cegah Korupsi Dana BOS, Dewan Pendidikan Garut Gelar Penyuluhan Hukum

Berita Terkait

Kamis, 14 Agustus 2025 - 21:13 WIB

Hari Jadi ke=80 Pemprov Jabar, KDM Konsisten Bakal Tindak Pertambangan Ilegal

Kamis, 14 Agustus 2025 - 21:03 WIB

Jelang HUT ke-80 RI Gasibu Ditutup Sementara, Begini Penjelasannya

Kamis, 14 Agustus 2025 - 18:11 WIB

DPRD dan Pemkab Sukabumi Sepakati Penyesuaian APBD 2025

Kamis, 14 Agustus 2025 - 11:33 WIB

Lumbung Gizi, Harapan Baru Perbaikan Gizi dan Ketahanan Pangan di Desa Wangunsari ‎

Kamis, 14 Agustus 2025 - 10:52 WIB

DPRD Kabupaten Sukabumi Gelar Rapat Gabungan dengan Tim TAPD, Bahas Perubahan APBD 2025

Berita Terbaru

Foto: Istimewa

JABAR

DPRD dan Pemkab Sukabumi Sepakati Penyesuaian APBD 2025

Kamis, 14 Agu 2025 - 18:11 WIB