LIPI: Ada Empat Akar Masalah Konflik di Papua

Sabtu, 31 Agustus 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: tribunnews

Foto: tribunnews

DARA | JAKARTA – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan ada empat akar masalah terjadinya konflik di Papua, yaitu diskriminasi rasial, pelanggaran HAM, kegagalan pembangunan dan sejarah masuknya Papua ke Indonesia.

Demikian dikatakan Peneliti LIPI, Aisah Putri Budiarti. Menurutnya, diskriminasi rasial terhadap masyarakat Papua menjadi pemicu konflik di Papua baru-baru ini, yaitu terkait kasus kekerasan rasial di Surabaya, Jawa Timur.

“Salah satunya diskriminasi itu, salah satu masalah saja dan itu terbukti dan kita menemukan di kejadian di Jawa Timur ini,” ujar Aisah seperti dilansir liputan6.com, Sabtu (31/8/2019).

Lalu, soal pelanggaran HAM. Kasus itu menumpuk sejak zaman orde baru dan perilaku represif kerap terjadi sampai saat ini. Salah kasus yang terjadi saat masa reformasi adalah kasus Wasior Wamena.

Kemudian masalah berikutnya adalah kegagalan pembangunan di Papua. Kata Aisah, masalah pembangunan tersebut masih terjadi hingga kini. Berdasarkan riset LIPI, kondisi kemiskinan semakin tinggi dan indeks pembangunan manusia (IPM) semakin rendah di wilayah kabupaten dan kota dengan mayoritas orang asli Papua. Padahal, Otsus yang diperuntukkan bagi orang Papua sudah diberlakukan sejak lama.

“Ironis sebenarnya, karena Otsus sudah berjalan hampir 30 tahun, tapi kok nggak ada perubahan, padahal Otsus itu untuk orang asli Papua,” ujar Aisah.

Masalah terakhir adalah status politik dan sejarah masuknya Papua ke Indonesia. Pemerintah, kata Aisah, cenderung menghindari masalah tersebut. Padahal seharusnya diperhatikan pemerintah. Aisah menyarankan, pemerintah harus memperhatikan masalah ini.***

Editor: denkur/Sumber: liputan6.com

Berita Terkait

Universitas Paramadina Soroti Tantangan dan Solusi Koperasi Merah Putih
Satu-satunya dari Indonesia, Mahasiswa Sampoerna University Tampil di IVS Kyoto 2025 Bawa Inovasi Ramah Lingkungan ke Panggung Dunia
Akses Menuju Stasiun Makin Mudah, Pengguna LRT Jabodebek di Stasiun Harjamukti Terus Naik
Wartawan Senior Wina Armada Sukardi Tutup Usia
Panitia Kongres Temui Menkum dan Kapuspen TNI : Pemerintah Dukung Kongres Persatuan PWI
KAI Divre IV Tanjungkarang Tambah Stasiun Pelayanan Pembatalan Tiket KA Secara Offline
LRT Jabodebek Layani 139 Ribu Pengguna Selama Libur Panjang Tahun Baru Islam 1447 H
Tren Hidup Sehat dan Ngopi di 2025: Gaya Hidup yang Semakin Berkembang di Indonesia

Berita Terkait

Jumat, 11 Juli 2025 - 22:28 WIB

Universitas Paramadina Soroti Tantangan dan Solusi Koperasi Merah Putih

Rabu, 9 Juli 2025 - 21:48 WIB

Satu-satunya dari Indonesia, Mahasiswa Sampoerna University Tampil di IVS Kyoto 2025 Bawa Inovasi Ramah Lingkungan ke Panggung Dunia

Rabu, 9 Juli 2025 - 13:43 WIB

Akses Menuju Stasiun Makin Mudah, Pengguna LRT Jabodebek di Stasiun Harjamukti Terus Naik

Kamis, 3 Juli 2025 - 18:39 WIB

Wartawan Senior Wina Armada Sukardi Tutup Usia

Rabu, 2 Juli 2025 - 19:35 WIB

Panitia Kongres Temui Menkum dan Kapuspen TNI : Pemerintah Dukung Kongres Persatuan PWI

Berita Terbaru