Satu bulan lamanya umat Islam melakukan ibadah puasa. Tepat di hari Minggu (24/5/2020), seluruh umat Islam bergembira di hari yang fitri. Namun. perayaan hari raya Idulfitri tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena dalam situasi pandemi COVID-19.
DARA | BANDUNG – Untuk mencegah penularan dan membatasi ruang gerak SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, Pemerintah Provinsi Jawa Barat meminta warga merayakan hari kemenangan di rumah masing-masing.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil merekomendasikan salat Idulfitri dilaksanakan di rumah, bukan di lapangan maupun tempat terbuka lain, mengingat di Jabar tidak ada daerah yang berada di level 1 atau zona hijau kewaspadaan COVID-19.
Emil mengatakan, ia bersama keluarga akan menjalankan salat Idulfitri dan bersilaturahmi saudara di kampung halaman secara daring di rumah dinas.
“Mari kita ibadah di rumah saja dan melaksanakan ketaatan kita sesuai dengan para ulama dengan fatwa-fatwanya, dan ketaatan kepada arahan pemimpin,” katanya di Gedung Pakuan, Kota Bandung (23/5/2020)
Berdasarkan hasil kajian Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, 3 daerah berada di level 4 atau zona merah. Artinya, masih ditemukan kasus COVID-19 pada satu klaster atau lebih dengan peningkatan kasus signifikan, sehingga dapat dilakukan pembatasan sosial maksimal atau penuh di daerah tersebut.
Kemudian, 19 daerah berada di level 3 atau zona kuning, yakni Kabupaten Bandung, Bogor, Ciamis, Cianjur, Cirebon, Indramayu, Karawang, Kuningan, Majalengka, Purwakarta, Subang, Sukabumi, Tasikmalaya, Kota Bandung, Banjar, Bogor, Cirebon, Depok, dan Tasikmalaya. Artinya, ditemukan kasus COVID-19 pada klaster tunggal, sehingga bisa diterapkan pembatasan sosial parsial di daerah tersebut.
Sedangkan, lima daerah (Kab. Garut, Pangandaran, Sumedang, Bandung Barat, dan Kota Sukabumi) berada zona biru atau ditemukan kasus secara sporadis, baik lokal maupun kasus impor, maka perlu diterapkan physical distancing.
Emil mengatakan, tradisi bersalaman-salaman dan saling mengunjungi keluarga pada Idulfitri tahun ini dapat diganti dengan silahturahmi secara daring, baik melalui video call maupun pesan singkat. Apalagi, tren penularan COVID-19 di Jabar menurun selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tingkat provinsi berlaku.
“Pada Idulfitri tahun ini kita sedang berada dalam situasi sulit yaitu pandemi COVID-19. Oleh karena itu, mari kita kembali ke hakikat utama Idulfitri, yaitu menjemput hari kemenangan. Hari raya adalah menjemput kemenangan. Kemenanganan dari hawa nafsu, kemenangan dari keburukan-keburukan, kemenangan dari kemudaratan-kemudaratan,” tuturnya.***
Editor: denkur