OLEH: Sabpri Piliang
WARTAWAN SENIOR
“SAMURAI BIRU”, tak berambisi lagi! Apa betul?
“Matchday” tandangnya ke Perth (5/6), tak lagi untuk menang. Meski tak juga ingin kalah!
Membuat bunga mekar! Perlu bibit yang tepat. Tak perlu ada Takumi Minamino (AS Monaco). Tidak juga Hidemasa Morita (Sporting Lisbon), Ko Itakura (Borussia Monchengladbach).
Temukan tempat untuk berpikir! “Coach” Hajime Moriyatsu, mengizinkan pula Ao Tanaka (Leed United), Ritsu Doan (FC Freidburg), dan yang tengah diincar Bayern Munich-Arsenal (Kaoru Mitoma). Tak perlu ke Perth!
“Berliburlah”! Tak usah ikut menghadapi “The Socceroos”. Kali ini, Jepang tak butuh kamu! Dalam tanda kutip.
Begitu rileks Moriyatsu menghadapi Australia. Bahkan mungkin saat pertandingan besok malam, Moriyatsu akan pergi melihat hewan endemik Australia, Kanguru.
Separuh, atau 13 dari 27 pemain yang merupakan pemain inti “matchday” Maret lalu. Tak dibawa Moriyatsu. Saat ini Moriyatsu tak membutuhkan para “pesohor” semacam Morita, atau Minamino.
Sang pelatih paham betul dengan “resultante”-nya. Hasil pembinaan sepak bola Jepang, merupakan vektor yang memiliki nilai (magnitude) dan arah! Jepang sudah memiliki ruas garis baku pembinaan. Konsepnya sama!
Pelatih yang telah menangani Timnas senior Jepang (sejak 2018) ini, tidak ragu meninggalkan separuh skuad intinya. Meski begitu, dia masih menyisakan: Wataru Endo, dan Takefusa Kubo.
Filosofi Moriyatsu sangat dalam. Bukan sekadar berani, karena di situ ada konsekwensi “kehormatan”. Kehormatan, dalam tradisi lama Jepang, ekuivalen dengan “jisatsu” (harakiri).
“Gengo Senshi”! Setiap pemain Jepang adalah pejuang. Ryunosuke Sato (bek sayap) yang masih berusia 18 tahun, Junnosuke Suzuki (bek tengah) yang berusia 21 tahun. Pula, Shunsuke Mito, Kodai Sano. Nama-nama yang baru kita dengar.
Moriyatsu tidak tengah “berjudi”. Moriyatsu telah mengukur. Pemain muda seperti apa yang dia bawa. Jepang tetap merupakan tim yang mapan dan stabil dengan identitas. Suzuki, Mito, Sano, Sato, gap-nya tidak terlalu jauh dengan seniornya.
Formasi 3-4-2-1, kesukaan Moriyatsu. Nampaknya akan tetap diterapkan dalam pertandingan melawan Aussie (Australia), juga Indonesia di “matchday” pamungkas ke-10 (10 Juni).
Jepang, sekalipun tengah mencoba pemain-pemain muda. Nama-nama: Takefusa Kubo (Real Socieded), Daichi Kamada (Crystal Palace), Yuto Nagatomo (bek kiri), akan membimbing adik-adiknya dalam melawan Australia dan Indonesia.
Bahrain, dan China, yang cemas dengan probabilitas Indonesia menang atas pemain muda Jepang. Tentu tengah harap-harap cemas.
Keduanya juga tengah mengincar posisi 3-4 klasemen group C Asia. Karena, tinggal itu harapan untuk lolos ke putaran ke-4. Pintu yang masih bisa dimasuki untuk lolos ke Piala Dunia 2026.
Nah, ayo kita saksikan takdir apa yang akan membawa: Indonesia, Bahrain, Arab Saudi, dan China!
Yang pasti, kemenangan Aussie atas Jepang, akan membuat asuhan Tony Popovic 90 persen lolos langsung bersama Jepang.
Apapun hasil Arab Saudi vs Bahrain. Juga Indonesia atas China, kans Jay Idzes dkk maju ke putaran ke-4, sangat besar.
Takdir akan menemukan jalannya. Jepang dan Australia akan melenggang bersama.
