“Dengan infrastruktur dan sarana yang sudah sangat memadai, saya yakin Cirebon siap menjadi kota transit bagi calon jamaah umrah yang akan berangkat dari BIJB,” ungkap Eti Herawati.
DARA | CIREBON – Kota Cirebon, Jawa Barat siap menjadi tempat transit jamaah haji dan umrah yang akan berangkat dari Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka.
Hal tersebut disampaikan Wakil Wali Kota Cirebon, Eti Herawati usai membuka Kegiatan Dialog Silaturahim dan Diskusi FKS Patuh Jabar yang mengusung tema persiapan penyelenggaraan umrah Optimalisasi Bandara Kertajati Jabar dan Akreditasi BPW badan perjalanan wisata menjadi PPIU travel yang sudah berizin dari Kemenag, Kamis (16/7/2020).
Menurut Eti, saat ini ada sekitar 100 hotel di Kota Cirebon. Dengan sarana dan prasarana yang dimiliki Kota Cirebon, ia sangat yakin kota yang yang dikenal dengan kota wali itu siap untuk menerima transit tamu-tamu Allah yang akan menunaikan ibadah umrah di Tanah Suci Mekkah.
“Dengan infrastruktur dan sarana yang sudah sangat memadai, saya yakin Cirebon siap menjadi kota transit bagi calon jamaah umrah yang akan berangkat dari BIJB,” ungkap Eti kepada wartawan.
Untuk itu, Eti menghaturkan terima kasih kepada forum komunikasi travel yang telah menyelenggarakan kegiatan mereka di Kota Cirebon. Menurutnya, keberangkatan jemaah umrah asal Jabar dan sekitarnya dari BIJB patut terus didorong karena bisa memberikan dampak untuk Kota Cirebon.
“Memang saat ini keberangkatan umrah terhambat pandemi Covid-19. Namun sejak dini perlu dilakukan persiapan agar nantinya setelah dibuka kembali ibadah umrah untuk negara di luar Arab Saudi, maka mereka sudah siap,” ujarnya.
Sementara itu Rahadian Fadel Amar, ketua pelaksana sekaligus kepala cabang Garis Lurus Travel Cirebon menjelaskan, berdasarkan catatan yang ada sejak Februari 2020 hingga sekarang sudah ada 126.079 orang jamaah umrah asal Jabar yang terdampak Covid-19.
“Sejak ditutup, kami tidak pernah lagi membuka pendaftaran untuk jamaah umrah baru. Kami mengutamakan jamaah umrah yang sudah mendaftar untuk diberangkatkan terlebih dahulu,” kata Rahadian.
Kegiatan ini juga dilakukan sebagai persiapan apabila ibadah umrah dibuka kembali di masa pandemi Covid-19. “Apa saja yang akan kita lakukan, itu yang dipersiapkan,” ucapnya.
Selain itu mereka juga mendorong agar travel yang menyelenggarakan umrah dan haji semuanya memiliki izin dan legalitas sehingga tidak lagi ditemukan adanya jamaah yang terlantar.***
Wartawan: Yohanes Charles | Editor: Muhammad Zein