Korban Bertahan di Pengungsian, 5.000 Keluarga Terdampak Banjir Konawe

Kamis, 20 Juni 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: BNPB

Foto: BNPB

DARA | JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, lebih dari 5.000 keluarga terdampak banjir di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tengah. Genangan banjir teridentifikasi di 144 desa dan 22 kelurahan pada 24 kecamatan.

Humas BNPB menyebutkan, akibat intensitas hujan yang mengguyur di Kabupaten Konawe sebelum dan pascalebaran yang tinggi, sejumlah 5.847 KK atau 22.573 jiwa menjadi penyintas pada kejadian tersebut. Mereka masih betahan di Pengungsian.

Hujan mengakibatkan debit air di Sungai Konaweeha dan Sungai Lahambuti serta Sungai Rawa Aopa meningkat hingga menimbulkan banjir BPBD Kabupaten Konawe melaporkan pada dua hari lalu, Kecamatan Pondidaha, Wonggeduku dan Kecamatan Wonggeduku Barat masih tergenang air hingga 30 cm–1 m.

Ruas jalan poros Pondidaha masih tergenang sepanjang 3 Km, sehingga hanya dapat dilewati kendaraan truk dan double cabin. Selain itu, siaran pers BNPB menyebutkan pula,kKecamatan Routa dan Kecamatan Latoma masih terisolir.

Sementara itu, potensi bahaya penyakit akibat banjir teridentifikasi mulai muncul. Melihat kondisi daerah yang terisolir, logistik bantuan dilakukan dengan dropping melalui helikopter.

BNPB dan Penerbad masing-masing mengerahkan satu unit helikopter untuk menjangkau wilayah Kecamatan Latoma, Pondidaha, dan Kecamatan Wonggeduku. Pendistribusian bantuan juga dilakukan melalui perahu karet.

BPBD setempat juga menyiagakan tim evakuasi serta melalukan pemantauan kondisi terkini. Tim medis dari Tim Reaksi Cepat (TRC) PB telah melakukan pelayanan kesehatan kepada korban di pos-pos penyintas di kecamatan dan desa.

Ketinggian air genangan beragam di beberapa titik. Hingga Selasa (18/6) pukul 18.00 WIT, ketinggian tertinggi pada ruas jalan di Desa Amesiu, Kecamatan Pondidaha, 80 cm. Jumlah populasi yang mengungsi terbanyak tercatat di kecamatan ini dengan jumlah 1.509 KK (5.662 jiwa).

Sementara itu, kerusakan teridentifikasi mencakup sektor pemukiman, pendidikan, sosial, pertanian, perikanan dan fasilitas umum lain. Rumah terendam tercatat 4.688 unit, rusak berat 192, rusak sedang 513, rusak ringan 575. Sedangkan kerusakan sekolah, banjir berdampak pada 32 unit gedung TK, 49 unit SD, dan SMP 14.

Pada sektor pertanian, banjir menggenangi 3.246 ha sawah seluas, 357 ha perkebunan jagung, dan 385 ha lahan lainnya lainnya.***

Editor: Ayi Kusmawan

 

Berita Terkait

Menko Zulhas Ungkap Peran Penting Kapolri dalam Wujudkan Swasembada Pangan
ASUS Luncurkan Produk Expert Series dengan TKDN di Atas 40%
Tenaga Kerja Asing dan Hubungan Indonesia-China
Brain Leadership: Kunci Membentuk Tim Berkinerja Tinggi
Tantangan dan Strategi Komunikasi Korporat di Era Digital
Manfaatkan Energi Surya: Desa Keliki Bali Jadi Inspirasi Global
Setia pada Lilin, Bukan Printing: Dimas Batik Jadi Penjaga Terakhir Batik Tulis Tasikmalaya
Gandeng Merry Riana, Manzone Perdana Keluarkan Koleksi Unisex
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 13 Mei 2025 - 20:32 WIB

Menko Zulhas Ungkap Peran Penting Kapolri dalam Wujudkan Swasembada Pangan

Kamis, 8 Mei 2025 - 18:20 WIB

ASUS Luncurkan Produk Expert Series dengan TKDN di Atas 40%

Kamis, 8 Mei 2025 - 10:35 WIB

Tenaga Kerja Asing dan Hubungan Indonesia-China

Rabu, 7 Mei 2025 - 14:07 WIB

Brain Leadership: Kunci Membentuk Tim Berkinerja Tinggi

Rabu, 7 Mei 2025 - 14:03 WIB

Tantangan dan Strategi Komunikasi Korporat di Era Digital

Berita Terbaru

CATATAN

DIALOG RUSIA-UKRAINA Putin Permainkan Zelenskyy

Kamis, 15 Mei 2025 - 20:26 WIB

Atalia Praratya

BANDUNG UPDATE

Ini Tantangan di Kota Bandung kata Atalia Praratya

Kamis, 15 Mei 2025 - 16:57 WIB