OLEH: Sabpri Piliang
WARTAWAN SENIOR
“THE ROAD NOT TAKEN”! Puisi penyair terkenal Robert Frost! Mungkin saja telah menginspirasi Israel dan Hamas! Berdamai!
“Dua jalan bercabang dalam belantara (hutan). Saya (Israel atau Hamas), tak bisa menempuh keduanya! Hingga berkelok di balik semak belukar”.
Israel dan Hamas sama-sama “hancur lebur”, kurun 21 bulan terakhir. Israel “hancur”, tanpa bisa lagi disembunyikan. Sebagai “Pelaku genosida”! “Clear”!
Image, lewat legitimasi “International Court of Justice” (ICJ). Badan PBB yang berkedudukan di Den Haag ini memutuskan, PM Benyamin Netanyahu dan Joavv Galant telah melakukan kejahatan kemanusiaan! Harus ditangkap!
Sisi lain! Bermula dari serangan Hamas (7 Oktober 2023). Hamas telah “mengundang” Israel bertindak brutal, tanpa ampun! Hamas menewaskan 1.200 rakyat Israel!
Seperti memberi “hukum kolektif”, Israel meratakan Gaza beserta 57.000 penghuninya! Tak pandang wanita, atau anak-anak! Tak pandang RS, rumah ibadah, ‘journalist’, palang merah, dokter, perawat. “Habisi”!
Gaza telah menjadi “wilayah Zombie”! “Tanah Paria”! Hampir 90 persen Gaza menjadi “padang (tanah) berdarah”. Gaza adalah “casualties of war”. Tempat kejahatan perang terjadi secara perfeksionis! Sempurna!
Sutradara Brian de Palma (1989)! Berdasarkan tulisan Daniel Lang untuk harian “The New York Times” (1969), mem-filmkan “Casualties of War”.
Brian de Palma secara apik, mengupas “kejahatan perang”, di “luar” konteks perang itu sendiri. AS, dengan korban 56.000 personel tewas, dan 2.000 “missink link” (hilang). Merupakan korban terbesar sepanjang sejarah keterlibatan AS di berbagai medan.
“Vietnam War”, antara AS dan Vietnam Utara, semasa 1960-1968. Sangat sengit. Rakyat Vietnam melawan dengan gagah berani!
De Palma, dalam “Casualties of War, mengupas gamblang kejahatan terhadap wanita, sipil, orang tua.
Vietnam pernah merasakan bom mematikan, yaitu “bom napalm”. Dengan korban keseluruhan rakyat Vietnam sekitar 1 juta orang, kelak generasi Gaza (entah kapan), juga akan mencatat!
Bom serbaguna Israel, MK-82. Seberat 500 pon (230 kg), pernah dijatuhkan di sebuah kafe pinggiran pantai Gaza yang menimbulkan lubang dalam. Seperti dahsyatnya bom “napalm” dengan suhu 800-1.200 derajat Celcius, yang menyebar membakar semua target.
Israel di Gaza! Hamas di Selatan Israel! Keduanya tidak akan pernah kembali! Hamas memulai, lalu dibalas Israel! Hingga berabad-abad mendatang, tak akan kembali pulih! Lukanya sangat dalam.
Gencatan senjata ke-3 (dalam 21 bulan) yang disebut Presiden Donald Trump, sudah dekat. Sepertinya mengakomodir Israel-Hamas.
Keberanian PM Israel Benyamin Netanyahu menyerang situs nuklir Iran. Memberi kepercayaan kuat padanya, untuk tidak lagi bergantung pada “sayap kanan” Israel (ekstreem) di parlemen.
Optimistik Netanyahu tidak akan jatuh, meski ditinggal dua koalisi “sayap kanan” (ekstreem): Bezalel Smotrich dan Ittamar Ben-Gvir, membuatnya berani memberi konsesi lebih akomodatif kepada Hamas.
Meninggalkan Gaza bertahap, tanpa perlucutan senjata Hamas! Rasanya, itulah yang membuat negosiasi kali ini “cair”!
Adalah kesempatan pula bagi Netanyahu, untuk “membasuh” luka dunia. Dengan “mengulur benang layangan” bernama Gaza. Demi menegosiasikan “stempel kejahatan” perang. Dengan kebaikan hati!
Hari-hari ini! Mesir dan Qatar, atas prakarsa AS. Tengah melakukan misi gencatan senjata 60 hari antara Israel-Hamas. Draf tengah disusun!
Hamas (The Guardian, 4 Juli), menyambut positif! Sementara, Donald Trump memanggil Netanyahu ke Washington (AS). Israel pun telah membaca tanggapan Hamas.
Hamas dan Israel, sama-sama telah menderita kerugian! “Dua jalan bercabang di hutan. Aku (Israel dan Hamas) akan menempuh jalan yang jarang dilalui”! Perdamaian!
Penyair Robert Frost kembali mengingatkan Israel-Hamas! “The Road Not Taken”. Jalan yang tidak diambil! Yaitu Jalan kehancuran.