Dara| Ceko – Indonesia tidak akan lelah mendorong budaya dialog dalam mengatasi setiap ketegangan (konflik) di seluruh dunia. Ini akan menjadi komitmen Indonesia saat aktif lagi menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB mulai tahun depan.
Demikian sikap dari Delegasi Indonesia saat menghadiri Konferensi Internasional Lintas Agama dan Budaya di Republik Ceko, 7 November 2018. “Mediasi, dialog, dan bina perdamaian adalah kunci penyelesaian konflik,” kata Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik dari Kementerian Luar Negeri RI, Cecep Herawan, yang memimpin Delegasi Indonesia.
Dalam konferensi yang berlangsung di Ibu Kota Praha itu, Cecep menekankan, sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB periode 2019-2020, Indonesia akan semakin aktif mendorong habit of dialogue dan kemitraan global untuk memperkuat ekosistem perdamaian dan stabilitas global dalam memerangi segala bentuk terorisme dan ekstremisme.
“Kerja sama yang lebih erat diperlukan antara pemerintah, civil society, media, pemimpin agama dan masyarakat di grass root dalam upaya menyelesaikan konflik-konflik agama, budaya, maupun global,” lanjut Cecep, seperti yang disiarkan oleh Direktorat Diplomasi Publik Kemlu RI hari ini.
Sejumlah ahli, akademisi, serta wakil dari kalangan diplomatik dan organisasi internasional dari beberapa negara lainnya seperti Ceko, Austria, Pakistan, Inggris, Jerman, Serbia, Kuwait, Turki, serta Uni Emirat Arab turut juga berpartisipasi pada Interfaith dan Intercultural Conference ini. Hadir pula mewakili Indonesia, sejumlah ahli dari unsur civil Society.
Mereka adalah Drs. Dadi Darmadi, M.A., Peneliti Senior pada The Wahid Institute dan Dosen Senior Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta; dan Rudi Sukandar Ph.D., Peneliti Senior pada The Habibie Center dan Dosen Senior pada London School of Public Relations, Jakarta.
“Keterlibatan komunitas lokal/civil society dengan nilai-nilai kearifan lokalnya sangat penting dan dibutuhkan dalam penanganan konflik budaya/agama di Indonesia,” kata Dadi Darmadi pada sesi kedua konferensi bertema penyelesaian konflik dalam perspektif dunia Islam.
Sementara itu, Rudi Sukandar menekankan “pentingnya memprioritaskan pendekatan non-sekuriti dan keterlibatan pemuda dalam pencegahan dan penyelesaian konflik” pada sesi ketiga konferensi yang dihadiri lebih dari 150 orang yang terdiri dari akademisi, think thank, praktisi, korps diplomatik asing, dan media.
Selaku tuan rumah Wakil Menteri Luar Negeri Republik Ceko, Lukas Kaucky, menyampaikan apresiasi atas kehadiran pemerintah Indonesia untuk berbagi pengalaman terbaik (best practices) tentang inisiatif dan upaya Pemerintah Indonesia dalam mengelola keharmonisan di tingkat nasional maupun global. “Terutama perihal mediasi konflik Ronghingya, Afganisthan dan Palestina serta inisiatif bina perdamaian (peacebuilding) pada kerangka Peacebuilding Commission sejak 2006,” kata Kaucky.
Pada konferensi yang terlaksana dalam 1 hari penuh tersebut, Indonesia menyampaikan pandangan mengenai penyelesaian konflik dari perspektif dunia Islam dan pentingnya kerjasama pemerintah dengan kalangan akar rumput dalam penyelesaian konflik di masyarakat.
Indonesia telah berpartisipasi aktif pada konferensi ini sejak pertama kali diselenggarakan pada April 2016. Konferensi internasional yang telah berlangsung produktif di Czernin Palace ini menekankan pentingnya dialog, komunikasi dan cara-cara damai seperti mediasi, serta bina perdamaian (peacebuilding) dalam penyelesaian konflik.
Konferensi yang sudah memasuki tahun ketiga ini terselenggara atas kerja sama Kementerian Luar Negeri Republik Ceko serta beberapa lembaga think thank, antara lain: Institute of International Relations Prague, Organisasi Kerja Sama Islam/Prague Group, dan Anna Lindh Foundation.
Interfaith and intercultural dialogue (IID) telah menjadi fitur tetap diplomasi soft power Indonesia sejak tahun 2004. Pemerintah Indonesia telah melakukan IID pada berbagai tingkatan, baik bilateral, regional maupun multilateral. Secara bilateral, Indonesia telah memiliki 31 negara mitra.
Pada tataran regional, Indonesia secara aktif mempromosikan dan menginisiasi kegiatan IID dalam kerangka ASEM, Asia Pasifik, ASEAN dan MIKTA. Sedangkan dalam kerangka global, Indonesia aktif pada United Nations Alliance of Civilizations (UNAOC) dan Organisasi Konferensi Islam (OKI).***
Editor: Denkur
Berita ini pernah ditayangkan oleh viva.com