KNKT Beberkan Temuannya, Hidung Pesawat Lion Air 14 Kali Menukik

Rabu, 28 November 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Data FDR Lion Air JT610. Grafik biru dan orange (dua paling atas) menunjukkan upaya pilot menaikkan hidung pesawat, melawan kendali otomatis yang membawa hidung pesawat turun.(KNKT)

Data FDR Lion Air JT610. Grafik biru dan orange (dua paling atas) menunjukkan upaya pilot menaikkan hidung pesawat, melawan kendali otomatis yang membawa hidung pesawat turun.(KNKT)

DARA| JAKARTA – Terkuak sudah kronologi kejadian jatuhnya pesawat Lion Air JT610 di perairan Karawang, 29 Oktober 2018, lalu. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membeberkan temuannya bahwa berdasarkan data dari kotak hitam flight data recoreder (FDR) menunjukkan hidung pesawat Lion Air JT610 turun secara otomatis hampir 24 kali dalam 11 menit.

Pilot dan kopilot berulang kali berupaya membawa pesawat naik kembali sebelum akhirnya kehilangan kontrol. Pesawat kemudian menukik dengan kecepatan sekitar 700 kilometer per jam sebelum akhirnya menghantam laut.
Data FDR Lion Air JT610 bisa dilihat di foto di atas ini. Perhatikan grafik biru TRIM MANUAL dan grafik orange TRIM AUTOMATIC. Hidung pesawat turun lebih dari 20 kali dalam 11 menit (grafik oranye). Grafik biru menunjukkan upaya pilot membawa hidung pesawat naik kembali.
Laporan awal KNKT dari pembacaan data FDR ini konsisten dengan penyelidikan Boeing soal sistem Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS). MCAS adalah sistem otomatis yang mencegah pesawat stall atau kehilangan daya angkat dengan menurunkan hidung pesawat secara otomatis, meski dalam kondisi terbang manual (Autopilot OFF).

Meski demikian, MCAS bukan satu-satunya faktor penyebab jatuhnya Lion Air JT610. Kepala Subkomite Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo, dalam jumpa pers di kantor Kemenhub, Rabu (28/11/2018), mengatakan, insiden ini merupakan multiple failure. “Pilot menghadapi berbagai kerusakan dalam waktu yang sama,” kata Nurcahyo.

Faktor lain yang masih diselidiki adalah sensor Angle of Attack (AoA) dalam pesawat. Sensor mirip sirip kecil yang berada di samping hidung pesawat ini mendeteksi sudut angle of attack (kemiringan hidung pesawat) saat terbang.

KNKT juga mengungkap kerusakan yang sama dialami oleh PK-LQP dalam penerbangan sehari sebelumnya (28/10/2018), yakni rute Denpasar-Jakarta.
Saat itu, kopilot mengatakan, kendali pesawat terasa berat saat ditarik ke belakang (untuk membawa hidung naik). Pilot kemudian mengubah trim stabilizer ke posisi CUTOUT, untuk mematikan sistem trim otomatis sehingga trim diatur secara manual.

Langkah itu sesuai dengan rekomendasi yang dikeluarkan Boeing dan Federal Aviation Admisnitration (FAA) setelah kecelakaan JT610 terjadi. Menurut Nurcahyo, KNKT selanjutnya akan berdiskusi dengan Boeing dan FAA di Amerika Serikat (AS) untuk membahas temuan awal ini.***
Editor: denkur

Bahan: kompas.com

Berita Terkait

Lakukan Audiensi, Wirawati Catur Panca-MPR RI Siap Gelar Diskusi Patriotisme Perempuan
Kesbangpol DKI Jakarta Berpotensi Raih Predikat Informatif dalam E-Monev, Ini Syaratnya
Wajib Tahu! Segini Besaran Biaya Perjalanan Haji Tahun Ini
Indonesia Siap Jadi Jembatan Dunia
Elnusa Petrofin Gelar Sosialisasi Bahaya Blind Spot kepada Pelajar di Kota Padang
Traveling Jakarta-Bandung Makin Hemat dan Fleksibel dengan Tarif Parsial
PWI Jabar Mendesak Segera Gelar Kongres Percepatan Untuk Akhiri Dualisme Kepengurusan
Menuju Internet Ramah Anak: Komdigi dan Platform Digital Susun Regulasi Perlindungan Anak
Berita ini 5 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Selasa, 18 Februari 2025 - 17:54 WIB

Lakukan Audiensi, Wirawati Catur Panca-MPR RI Siap Gelar Diskusi Patriotisme Perempuan

Selasa, 18 Februari 2025 - 11:05 WIB

Kesbangpol DKI Jakarta Berpotensi Raih Predikat Informatif dalam E-Monev, Ini Syaratnya

Senin, 17 Februari 2025 - 12:30 WIB

Wajib Tahu! Segini Besaran Biaya Perjalanan Haji Tahun Ini

Senin, 17 Februari 2025 - 12:24 WIB

Indonesia Siap Jadi Jembatan Dunia

Senin, 17 Februari 2025 - 12:19 WIB

Elnusa Petrofin Gelar Sosialisasi Bahaya Blind Spot kepada Pelajar di Kota Padang

Berita Terbaru

Sekda Garut, Nurdin Yana, bersama perwakilan Kemendagri RI,  Sumule Tumbo, saat memimpin rapat sosialisasi Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 di Ruang Rapat Sekretariat Daerah Kabupaten Garut, Senin (17/2/2025)(Foto: Istimewa)

HEADLINE

Pemkab Garut Diminta Pangkas Perjalanan Dinas 50%

Selasa, 18 Feb 2025 - 22:19 WIB

Sejumlah rumah di Kecamatan Selaawi mengalami kerusakan akibat tertimpa pohon tumbang setelah angin kencang melanda wilayah tersebut pada Senin (17/2/2025)(Foto: Istimewa)

HEADLINE

Angin Kencang Robohkan Puluhan Rumah di Garut

Selasa, 18 Feb 2025 - 22:13 WIB