DARA | TIMIKA – TNI menantang Sebby Sambom, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPM-OPM) untuk datang ke Timika melihat para korban. Pernyataan itu dikatakan Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Kolonel Inf M Aidi terkait pernyataan Sebby yang membantah mereka (KKB) membantai warga sipil.
“Saya undang yang bersangkutan datang ke Timika, agar dia bisa membuktikan bahwa pernyataanya itu benar atau salah, silakan cek,” ujar Kolonel Inf M Aidi seperti dilansir Antara, Jumat (7/12/2018).
Aidi mengatakan Sebby bisa didampingi Komnas HAM ke Timika guna melihat para korban penembakan dari Nduga. Dengan datang ke Timika, kata Aidi, Sebby bisa membuktikan sendiri pernyataannya.
“Saya undang, saya jamin keamanannya, ini logika pertamanya yah,” ujarnya.
Pernyataan lain dari Sebby, kata Aidi yaitu TNI yang membangun jalan dan jembatan trans-Papua di Nduga, sehingga dibantailah para pekerja. “Jika TNI bangun jalan apakah pantas dibantai? Ini logikanya, pola pikir secara moral. Jika oknum TNI lakukan kejahatan, ada hukum jalurnya. TNI hadir untuk membangun Papua, kesejahteraan rakyat Papua, kok harus dibantai, dibunuh? Ini logika kedua,” tutur Aidi.
Menurut Aidi, pembangunan jalan dan jembatan Trans Papua itu dibagi dalam sejumlah sektor, di mana pada 2016-2017 ada beberapa kontraktor yang bekerja di sejumlah tempat di pedalaman Papua,termasuk di Nduga.
“Zeni Konstruksi TNI juga pernah kerja di sana.TNI diberikan sektor yang paling berat, selain itu di situ juga ada perusahaan lainnya yang bekerja seperti Istaka Karya. Salahnya di mana jika TNI dilibatkan membantu pekerjaan tersebut, apalagi itu perintah presiden, perintah negara,” ujarnya.
“Membangun untuk membantu proses percepatan pembangunan infrastruktur, di mana TNI selalu berada di garda terdepan untuk mengatasi kesulitan rakyat yang di sekitar kita. Contohnya, seperti kasus di Asmat, TNI diterjunkan di sana paling duluan,” tambahnya.
Bukan di situ saja, kata Aidi, di daerah pedalaman ketika tidak ada guru yang mengajar di suatu sekolah, prajurit TNI dari Babinsa diterjunkan untuk membantu mengajar, bahkan membantu membuat rumah ibadah, sekolah, aula kampung hingga lainnya.
“Ini semua bukan TNI ingin ambil alih tugas pihak lain, tetapi mengisi kekosongan yang tidak bisa dilakukan oleh pihak lain. Jadi, tudingan kepada TNI itu saya kira tidak masuk akal, tidak masuk logika,” ujarnya.
Berkaitan dengan tudingan Sebby Sambom, Aidi mengaku pernah diwawancara oleh salah satu media internasional, yang mana TNI disebut merupakan musuh dari OPM.
“Apalagi dikatakan TNI kerahkan pesawat untuk membom lokasi kejadian. Ini bisa saja kami lakukan kerahkan semua alutsista, tapi tidak lakukan itu. Kami masih punya norma, tapi mereka (TPN/OPM) tidak. Kedaulatan NKRI diakui oleh seluruh dunia, tidak ada satu negara pun yang menyangkal itu,” tegasnya.***
Editor: denkur