Kisah Bung Karno di Pengasingan, Sempat Dagang Kain dari Bandung

Minggu, 8 Mei 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bung Karno (Foto: Istimewa)

Bung Karno (Foto: Istimewa)

Jejak sejarah mencatat, Bung Karno pernah dibuang ke Ende akibat kegiatan politiknya yang membuat khawatir pemerintah Hindia Belanda.


DARA – Soekarno yang belakangan menjadi proklamator kemerdekaan RI itu diasingkan di Ende, Pulau Flores, sejak 14 Januari 1934 sampai 18 Oktober 1938.

Pemerintah Belanda mengasingkan Bung Karno didasari oleh pertimbangan-pertimbangan bahwa tokoh ini yang secara terus terang memperjuangkan kemerdekaan daerah jajahan Belanda. Namun, dalam pengasingannya di Ende itulah Bung Karno justru berhasil merumuskan Pancasila yang menjadi dasar negara Republik Indonesia.

Kisah soal penemuan Pancasila oleh Soekarno di Pulau Ende itu memang sudah banyak diketahui publik secara luas karena menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah kemerdekaan bangsa. Namun, tak banyak yang mengetahui, Soekarno juga sempat menjadi pedagang kain saat diasingkan di Ende.

Cucu Soekarno, Puan Maharani mengungkapkan, kakeknya itu berjualan kain di Ende guna menambah penghasilannya. Sebab, sebagai orang buangan Belanda, Bung Karno hanya memperoleh tunjangan dari pemerintah kolonial dengan nilai tidak mencapai sepuluh dolar seminggu setelah dikurangi pajak.

“Oleh karena itu kakek saya mencari tambahan penghasilan dengan menjualkan bahan pakaian dari sebuah toko tekstil di Bandung,” tutur Puan.

“Bung Karno saat itu bekerja sama dengan pengusaha tekstil asal kota Bandung yang memang sudah lama menjadi kenalannya,” sambung Ketua DPR ini.

Puan mengatakan, Soekarno memperoleh komisi 10 persen dari setiap barang yang berhasil dijualnya. Sosok pejuang kemerdekaan yang belakangan terpilih menjadi Presiden pertama RI itu bahkan berkeliling dari rumah ke rumah dengan membawa contoh pakaian yang ditawarkan.

“Bung Karno saat itu tahu betul kain yang dijualnya akan laku karena harganya lebih murah dari toko-toko di Ende, namun kualitasnya lebih baik,” kata Puan.

Setelah ada yang tertarik dan memesan, Bung Karno lalu mengirimkan uangnya via pos wesel ke toko itu. Selang beberapa waktu, kain pesanan tersebut pun datang.

Jadi iklan di koran

Belakangan, tulisan tangan Soekarno saat bersurat dengan pengusaha kain di Bandung itu dimuat di koran Sipatahoenan pada terbitan 12 Juni 1936. Yang memuat iklan itu tak lain adalah sang pengusaha kain, Tan Tjoei Gin.

Dalam iklan itu, terlihat tulisan tangan Soekarno memuji kain yang diproduksi Tan. Berikut bunyi lengkap tulisan tangan Soekarno tersebut, yang ditujukan kepada Tan Tjoei Gin tertanggal 5 Mei 1936.

“Toean poenja kain-kain wol memang djempol. Doeloe, waktoe masih ada di Bandoeng, semoea saja poenja keperloean pakaian saja selaloe ambil dari dari toean poenja toko. Dan sekarang di Endeh, walaupoen boeat saja sendiri saja tidak bisa beli apa-apa, maka toeh boeat saja poenja sobat-sobat orang Endeh jang ingin berpakaian bagoes, saja tolong pesankan bakal-bakal pakaian kepada toean poenja toko djoega. Dan saban kain-kain datang, mereka selaloe berkata dengan gembira: “pawe he, toea, pawe! ” Artinya: “Bagus selaloe, toan, bagoes sekali!”

Tulisan tangan tersebut diakhiri goresan tanda tangan Bung Karno. Dalam iklan itu, Tan Tjoei Gin juga menuliskan sejumlah kata-kata yang mengajak orang berbelanja ke tokonya:

“Di ini zaman perlintasan, di ini zaman kemadjoean, kita berpakean boekan hanja oentoek menoetoepkan anggota badan kita. Kita orang berpakean, jang teroetama ontoek mengoendjoek bahwa kita ada sebagi bangsa, ada harga penoeh sebagi lain-lain bangsa, sebagi manoesia kita poen tidak lebih koerang dari oemat Toehan jang mana poen! Oentoek Noesa dan Bangsa Toean dan Njonja dateng pada: “Pasoendan” Oentoek Keperloean Pakaian datanglah pada: Groot WOLLEN MAGAZIJN Firma Tan Tjoei Gin Pasar Baroe 50 Bandoeng.

Terlihat betul ada nada-nada nasionalisme/pergerakan kebangsaan dalam tulisan tersebut meskipun cuma berupa iklan. Tak lama setelah iklan itu terbit, Tan Tjoei Gin sempat ditangkap dan diinterogasi oleh Belanda karena dianggap menyebarkan iklan provokatif.

Tan baru dilepaskan setelah dia menjelaskan bahwa tidak ada tujuan politik di sana. Hanya promosi kain semata.

Artikel ini sebelumnya sudah ditayangkan Republika dengan judul: Puan Ceritakan Kisah Bung Karno Berjualan Kain dari Bandung Saat Diasingkan di Ende.

Editor: denkur

Berita Terkait

Ekspresi Seni Ratusan Pelajar di Ruang Publik “Warna untuk Bumi” Ingkatkan Kita pada Krisis Iklim
Excel World Championship Indonesia (MEWCMicrosoftI) 2025 Dibuka: Buktikan dan Menangkan Tiket ke Las Vegas!
Peringati 70 Tahun KAA, Pos Indonesia Hadirkan Pameran Filateli di Bandung
Permainan Tradisional Ramaikan Acara Abdi Nagri Nganjang ka Warga
Bakrie Amanah Salurkan Rp 10,2 Miliar dalam Program Ramadan Untuk Negeri 1446 H
Kasad: Jadikan Peringatan Nuzulul Quran sebagai Momentum Evaluasi Diri
Forum Gerakan Perempuan, GKR Hemas: Perempuan Harus Ambil Peran dalam Politik
Ramela Resto Kedepankan Kuliner Indonesia, Hadir di Bandung
Berita ini 7 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 2 Juni 2025 - 14:16 WIB

Ekspresi Seni Ratusan Pelajar di Ruang Publik “Warna untuk Bumi” Ingkatkan Kita pada Krisis Iklim

Kamis, 22 Mei 2025 - 14:12 WIB

Excel World Championship Indonesia (MEWCMicrosoftI) 2025 Dibuka: Buktikan dan Menangkan Tiket ke Las Vegas!

Senin, 5 Mei 2025 - 18:37 WIB

Peringati 70 Tahun KAA, Pos Indonesia Hadirkan Pameran Filateli di Bandung

Minggu, 13 April 2025 - 22:41 WIB

Permainan Tradisional Ramaikan Acara Abdi Nagri Nganjang ka Warga

Selasa, 1 April 2025 - 14:21 WIB

Bakrie Amanah Salurkan Rp 10,2 Miliar dalam Program Ramadan Untuk Negeri 1446 H

Berita Terbaru

Foto: Istimewa

JABAR

Pemkab Suami Gelar Dialog Advokasi Percepatan ODF

Jumat, 20 Jun 2025 - 17:59 WIB

MANCANEGARA

Satu Abad Pers Revolusioner Vietnam: Wartawan Juga Prajurit

Jumat, 20 Jun 2025 - 09:52 WIB