Khawatir Alami Kekeringan, Warga Cibacang Tolak Pengeboran Sumur Artesis

Rabu, 2 Februari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

“Dulu pernah kekeringan akibat ada sumur bor artesis di dekat pemukiman, sejak ada itu warga memakai air irigasi untuk keperluan mereka. Kita tidak ingin itu terjadi kembali,” ujarnya.


DARA- Pengeboran sumur artesis yang dilakukan PT Pionirbeton Industri di Kampung Cibacang RW 04, Desa Cipeundeuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mendapat penolakan dari warga setempat.

Dikhawatirkan keberadaan sumur artesis tersebut akan mengakibatkan kekeringan di wilayahnya. Warga menilai, aktivitas pengeboran sumur artesis yang dilakukan perusahaan itu secara serampangan.

Toto Hardianto (65), tokoh masyarakat RW 04 mengungkapkan, pengeboran artesis itu tidak jauh dari pemukiman warga.

“Jelas akan berdampak kepada 4 RT di RW 04, 200 KK lebih keberatan jika pengeboran artesis itu terus dilanjutkan,” ujar Toto pada wartawan, Selasa (01/02/2022).

Ia juga mengungkapkan, warga yang tidak memberikan izin untuk pengeboran sumur artesis pada perusahaan itu sebanyak 200 Kepala Keluarga (KK). Bahkan warga menolak memberikan izin dengan alasan takut kekeringan.

Lagipula, pembuatan sumur artesis itu untuk kepentingan perusahaan yang berproduksi selama 24 jam.

“Mereka (PT. Pionirbeton) tidak ada izin lingkungan dulu. Masyarakat Kampung Cibacang RW 04 tetap menolak ada aktivitas itu,” tegasnya.

Apabila PT Pionirbeton tetap bersikukuh melanjutkan aktivitas pengeboran, Toto khawatir warga yang terdampak kembali menggunakan air solokan di saluran irigasi yang melintas di kampung mereka untuk kebutuhan utama.

“Dulu pernah kekeringan akibat ada sumur bor artesis di dekat pemukiman, sejak ada itu warga memakai air irigasi untuk keperluan mereka. Kita tidak ingin itu terjadi kembali,” ujarnya

Keberatan adanya aktivitas pengeboran itupun dilaporkan warga ke pemerintah desa, kecamatan dan Satuan Polisi Pamong Pradja (PP).

Bahkan protes warga dilampiri surat pernyataan yang menyatakan dengan tegas masyarakat meminta untuk penghentian kegiatan.

“Kami sudah meminta pemerintah Desa, Kecamatan dan Satpol PP, ketiga intansi itu sudah melakukan sidak. Tapi pihak perusahaan tetap melanjutkan aktivitasnya,” ungkapnya.

Camat Padalarang Dudi Supriadi mengatakan jika pihaknya sudah melakukan sidak ke lokasi.

“Sudah disidak oleh kami tanggal 28 Desember tahun lalu. Bahkan sudah kita mediasi langsung antara masyarakat dan perusahaan. Kami sedang menunggu keputusan dari pihak perusahaannya,” jelasnya.

 

Editor : Maji

 

Berita Terkait

100 Paket Sembako dari BAZNAS Jabar untuk Warga di Program Bebenah Kampung
Lokasi Mobil SIM Keliling di Kabupaten Bandung, Selasa 06 Mei 2025
Lokasi Mobil SIM Keliling di Kota Bandung, Selasa 06 Mei 2025
Kemen HAM Jabar Dukung Program Pendidikan Karakter Gubernur Dedi Mulyadi
Lokasi Mobil SIM Keliling di Kabupaten Bandung, Senin 05 Mei 2025
Lokasi Mobil SIM Keliling di Kota Bandung, Senin 05 Mei 2025
Kondisi Rusak, Jembatan Nyalindung di Jalan Raya Sasak Bubur Cihampelas Kembali Telan Korban
Keberangkatan Calhaj Tahun 2025 Asal Bandung Barat Mulai 9 Mei 2025
Berita ini 34 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 6 Mei 2025 - 11:55 WIB

100 Paket Sembako dari BAZNAS Jabar untuk Warga di Program Bebenah Kampung

Selasa, 6 Mei 2025 - 08:05 WIB

Lokasi Mobil SIM Keliling di Kota Bandung, Selasa 06 Mei 2025

Senin, 5 Mei 2025 - 21:19 WIB

Kemen HAM Jabar Dukung Program Pendidikan Karakter Gubernur Dedi Mulyadi

Senin, 5 Mei 2025 - 08:25 WIB

Lokasi Mobil SIM Keliling di Kabupaten Bandung, Senin 05 Mei 2025

Senin, 5 Mei 2025 - 08:20 WIB

Lokasi Mobil SIM Keliling di Kota Bandung, Senin 05 Mei 2025

Berita Terbaru

HUKRIM

Laka Lantas di Kadungora Garut, Dua Orang Luka

Selasa, 6 Mei 2025 - 19:03 WIB

CATATAN

TITIK GENTING GAZA “Negosisi Posisional” Israel-Hamas

Selasa, 6 Mei 2025 - 18:49 WIB