Antara proporsional terbuka (coblos caleg) dan proporsional tertutup (coblos parpol) mempunyai konsekuensi berbeda.
DARA | Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyarankan agar sistem Pemilu 2024 kembali menggunakan sistem proporsional terbuka dan tertutup.
Menurutnya, system tersebut pernah digagasnya saat menjabat sebagai Ketua DPR.
“Yang terbaik menurut saya sih kita kombinasi. Daripada dua sistem tersebut seperti yang berlaku di Jerman,” ujar Bamsoet seperti dikutip dari PMJNews, Senin (20/2/2023).
“Kita pernah gagas waktu saya ketua DPR. Tapi kemudian kan tidak bisa dilanjutkan,” imbuhnya.
Bamsoet mengatakan, antara proporsional terbuka (coblos caleg) dan proporsional tertutup (coblos parpol) mempunyai konsekuensi berbeda. Sistem kombinasi akan lebih baik digunakan pada Pemilu 2024.
“Saya melihat ini kan soal pilihan. Dua-duanya mengandung konsekuensi yang berbeda. Kalau kita memilih tertutup maka konsekuensinya membuka peluang bagi kader-kader partai yang selama ini tidak mampu bersaing dengan kader-kader yang memiliki banyak uang,” tuturnya.
“Tapi dengan sistem tertutup partai harus menyiapkan uang yang besar agar dapat merebut kursi yang banyak,” imbuhnya.
“Nah kalau kita terbuka partai menyerahkan sepenuhnya pendanaan Pemilu pada perjuangan kader-kader di lapangan. Tapi tidak menjamin kader-kader yang berdarah-darah selama ini yang memiliki kualitas yang bagus,” kata Bamsoet.
Editor: denkur