Ketersediaan ruang belajar berpengaruh terhadap angka partisipasi kasar (APK) pendidikan. Prov Jabar sepertinya tak ingin APK ini rendah. Karena itu Pemprov Jabar terus mendorong adanya pembangunan ruang belajar, atau kelas baik berupa ruang kelas baru maupun ruang kelas rehabilitasi. Suka atau tidak suka Jabar menjadi provinsi yang lebih banyak membangun dan merehabilitasi ruang belajar ini dibanding provinsi lainya.
DARA | BANDUNG, – Ketersediaan ruang belajar (kelas) berpengaruh terhadap tingkat partisipasi kasar (APK). Karena itu Pemprov Jabar terus berupaya mendorong terbangunya sarana dan prasarana pendidikan. Ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan daya tampung dan partisipasi keberlanjutan pendidikan siswa ke jenjang berikutnya.
Maka Jabar, tergolong provinsi yang paling banyak membangun ruang kelas dibanding provinsi lainya. Pembangunan ruang kelas dan juga rehabilitasi ini dilakukan di semua level jenjang pendidikan, terkhusus di level sekolah menengah lanjutan pertama (SLTP) dan SMA.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Atas (PMA) Dinas Pendidikan Jabar, Ir. Yesa Sarwedi Hamiseno, mengatakan untuk tahun anggaran 2019 Disdik Jabar, mendapat bantuan dari pemerintah pusat melalui DAK, untuk pengalokasian 351 ruang kelas. Ini termasuk untuk rehabilitasi ringan, sedang dan berat.
“ Secara umum sekolah yang mendapatkan bantuan tersebut, rata rata kondisi ruang kelasnya layak untuk direhabilitasi. Untuk ruang kelas baru difokuskan kepada sekolah yang kekurangan ruang kelas,” katanya.
Dengan adanya bantuan pusat ini Yesa berharap, sekolah dapat memanfaatkanya dengan baik.
Salah satu pengucuran dana DAK tersebut adalah di SMA Negeri 25 Kota Bandung. SMAN 25 Kota Bandung tersebut mendapat bantuan DAK pada tahun anggaran 2019.
SMAN yang berlokasi di kawasan Bandung Timur ini mendapat bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diperuntukan untuk dua ruang kelas belajar siswa dan satu ruang laboraturium untuk praktek siswa.
Kepala SMAN 25 Kota Bandung, Drs. H. Warya Aris Purnama, MM, saat ditemui diruang kerjanya, mengatakan dana bantuan sebesar lebih kurang Rp 800 Juta yang bersumber dari APBN tersebut digunakan untuk membangun tiga lokal.
“Dua ruang kelas untuk belajar, dan satu ruang untuk praktek siswa,” katanya.
Dengan terbangunya dua runag kelas tersebut Aris mengaku,akan menambah daya tampung peserta didik beberapa tahun ke depan.
Wartawan : M Syafrin Zaini | editor: aldinar