Kepemimpinan Indonesia di Tengah Rivalitas AS-Tiongkok dan Proyeksi Tata Dunia Baru

Selasa, 5 April 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Andi Wijayanto,  Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Indodnesia (Foto: Istimewa)

Andi Wijayanto, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Indodnesia (Foto: Istimewa)

Indonesia sebagai Presiden G20 diharapkan dapat memposisikan diri sebagai pemimpin yang mampu menginisiasi dialog antara Rusia dan Ukraina.


DARA – Di tengah tekanan dunia internasional dan ancaman walk out oleh beberapa negara anggota G20 sebagai konsekuensi keputusan Indonesia untuk tetap mengundang Vladimir Putin, Indonesia sebagai Presiden G20 diharapkan dapat memposisikan diri sebagai pemimpin yang mampu menginisiasi dialog antara Rusia dan Ukraina. Namun, Indonesia juga menghadapi tantangan dengan menguatnya rivalitas Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.

Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Indonesia, Andi Wijayanto mengatakan, dinamika interaksi antara AS-Tiongkok berjalan sangat dinamis. Namun, titik tegang muncul antara tahun 2018-2019 dengan terjadinya Perang Dagang yang menghantarkan kedua negara ke dalam suasana kompetisi.

Andi Wijayanto memaparkan itu dalam kuliah umum daring bertajuk: “Kepemimpinan Indonesia di Tengah Rivalitas AS dan Tiongkok dan Proyeksi Tata Dunia Baru“ yang diselenggarakan oleh Departemen Hubungan Internasional Paramadina, Paramadina Graduate School of Diplomacy (PGSD), Centre for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) dan Centre for International and Diplomacy Studies (CIDS).

“Ada yang beranggapan bahwa sekarang kita masuk Perang Dingin 2.0. Perang Dingin 1.0 Amerika Serikat dengan Uni Soviet dengan faktor ideologi dan blok militer yang sangat keras. sementara Perang Dingin 2.0 aspek ideologi nya cenderung tidak ada, aspek blok militernya juga cenderung tidak ada, tapi kemudian lebih mengarah pada persaingan atau bahkan pertarungan yang berkaitan dengan aspek infrastruktur, aspek perdagangan dan aspek teknologi,“ ujar Andi dalam rilis yang diterima redaksi, Selasa (5/4/2022).

Khusus di kawasan Asia-Pasifik, rivalitas antar kedua negara hadir dalam bentuk persaingan pengaruh yang tercermin dari visi pembangunan arsitektur kawasan.

Amerika Serikat bersama Jepang, India, dan Australia menginisiasi Quadrilateral Security Dialogue (QUAD) sebagai forum keamanan, sedangkan Tiongkok dengan Belt and Road Intiviative (BRI) berupaya membangun infrastruktur strategis di wilayah sekaligus mendapatkan akses ke sumberdaya strategis, terutama energi dan pangan.

“Belt and Road Initiative nya [Tiongkok] pada dasarnya sudah berusaha melakukan proyeksi global terutama untuk membangun koridor-koridor yang memungkinkan Tiongkok memiliki pasar baru.“ kata Andi.

Selain itu, rivalitas juga terlihat dari dinamika pembangunan Pangkalan Aju di kawasan Asia-Pasifik, dimana Tiongkok mulai mendirikan pangkalan yang awal mulanya lebih didominasi oleh AS.

Melihat persaingan kedua negara dalam memperebutkan posisi geostrategis di kawasan, posisi Indonesia tidak lagi bisa disebut sebagai posisi strategis, tetapi harus diantisipasi sebagai kerawanan.

“Posisi strategis Indonesia kalau kita tidak memiliki kemampuan melakukan proyeksi kekuatannya langsung berubah menjadi kerawanan strategis yang harus kita tutup,” tegas Andi.

Hal tersebut berkaitan dengan posisi Indonesia yang nyatanya masih memiliki kesenjangan dalam hal kapasitas militer. Dalam upaya menyikapi persaingan militer AS dan Tiongkok di kawasan, Andi menekankan pada kondisi Indonesia yang membutuhkan waktu dalam hal modernisasi pertahanan.

Andi juga menjabarkan dua proyeksi pola interaksi Amerika Serikat terhadap Tiongkok yang terbagi dalam skenario persaingan damai dan konflik militer. Yang menjadi kekhawatiran utama adalah jika terjadi decisive battle, yakni perang yang memanfaatkan teknologi dengan daya hancur tinggi.

“Itu yang dikhawatirkan oleh Presiden Jokowi dalam amanatnya 5 Oktober 2020, 75 tahun TNI. Hati-hati dengan karakter perang masa depan yang high level of technology, high level of destruction dan decisive battle,” ujar Andi.

Terkait Presidensi G20, Andi menunjukkan optimisme bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina akan berakhir damai sebelum pelaksanaan G20 di Bali.

“Apakah nanti kita harus mengundang Rusia Putin dalam KTT G20, saya sebagai akademisi akan heran, akan sangat sangat heran kalau November 2022 perundingan damai antara Rusia dan Ukraina belum tercapai,“ kata Andi.

Namun, merujuk pada skenario persaingan damai, kekhawatiran muncul ketika AS menerapkan proteksionisme sebagai akibat dari Perang Dagang dengan Tiongkok.

Di tengah kondisi dunia yang sedang mengalami resesi ekonomi sebagai dampak dari pandemi COVID-19 dengan harapan negara-negara besar dapat berupaya untuk mengatasi krisis tersebut, yang terjadi adalah rivalitas ekonomi, khususnya antara AS dengan Tiongkok.

“Kekhawatirannya 3 kata yang menjadi motto dari G20 Presidensi Indonesia; recover, recover together dan recover stronger, jadi recover together dengan stronger salah-salah tiga-tiga nya tidak kejadian itu. Recover nya tidak kejadian, together nya tidak ada, stronger nya juga tidak kejadian,” tutur Andi.

Editor: denkur

 

Berita Terkait

“Pulang Kerja, Saatnya Gas Lagi!” Enervon Active Gaungkan Hidup Aktif & Produktif Setelah Kerja
Meluruskan Fakta: Edukasi Publik atas Status Organisasi PWI dan Klaim Kepemimpinan
Meluruskan Fakta: Edukasi Publik atas Status Organisasi PWI dan Klaim Kepemimpinan
Puluhan Pelajar Bandung Barat Terjaring Razia Jam Malam
Kesulitan Daftar SPMB Secara Online? Begini Penjelasan Disdik Bandung Barat
Disaksikan Dewan Pers, PWI Akhirnya Tandatangani Panitia Bersama Kongres Persatuan
Kang DN, Dorong Peternak Bandung Barat Kembangkan Populasi Sapi Perah Berkualitas
Menjadi KDM: Fenomena Imitasi Gaya Kepemimpinan di Jawa Barat
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 17 Juni 2025 - 12:59 WIB

“Pulang Kerja, Saatnya Gas Lagi!” Enervon Active Gaungkan Hidup Aktif & Produktif Setelah Kerja

Senin, 16 Juni 2025 - 19:45 WIB

Meluruskan Fakta: Edukasi Publik atas Status Organisasi PWI dan Klaim Kepemimpinan

Minggu, 15 Juni 2025 - 17:21 WIB

Meluruskan Fakta: Edukasi Publik atas Status Organisasi PWI dan Klaim Kepemimpinan

Jumat, 13 Juni 2025 - 21:20 WIB

Puluhan Pelajar Bandung Barat Terjaring Razia Jam Malam

Jumat, 13 Juni 2025 - 19:49 WIB

Kesulitan Daftar SPMB Secara Online? Begini Penjelasan Disdik Bandung Barat

Berita Terbaru

Foto: Istimewa

JABAR

DPRD Kota Sukabumi Gelar Paripurna Bahas RPJMD

Selasa, 17 Jun 2025 - 17:57 WIB