Kenapa di Dataran Tinggi Bisa Banjir? Pegiat Lingkungan Ini Gagas Gerakan Tanam Pohon Konsep Digital

Minggu, 10 Juli 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penggiat lingkungan Jawa Barat Koko KR Anggapradja (Foto: Istimewa)

Penggiat lingkungan Jawa Barat Koko KR Anggapradja (Foto: Istimewa)

Banjir bandang di dataran tinggi karena ada persoalan lingkungan. Bisa disebabkan karena terjadi alih fungsi lahan yang luar biasa.


DARA – Penggiat lingkungan Jawa Barat Koko KR Anggapradja menyikapi persoalan lingkungan yang terjadi di Kabupaten Bandung dan sekitarnya. Salah satunya soal banjir bandang yang menerjang dataran tinggi, beberapa waktu lalu.

“Terjadi banjir bandang di dataran tinggi itu karena ada persoalan atau masalah lingkungan. Hal itu bisa disebabkan karena terjadi alih fungsi lahan yang luar biasa,” kata Koko kepada wartawan Sabtu (9/7/2022).

Koko mengaku miris ketika mengamati perkembangan di lapangan, khususnya di dataran tinggi terjadi banjir bandang karena turun hujan deras di kawasan tersebut.

“Bagaimana kalau di dataran rendah, di dataran tinggi saja sudah terjadi banjir bandang,” kata Koko.

Ia menyikapi terjadi persoalan lingkungan itu, setelah mengamati derasnya aliran air Sungai Ciwidey yang masuk kawasan Pasirjambu, Ciwidey dan Rancabali (Pacira) Kabupaten Bandung, yang nota bene sebagai dataran tinggi. Derasnya aliran sungai itu setelah turun hujan dengan intensitas deras.

“Kita dengan teman-teman sudah melakukan pemantauan ke lapangan, melihat kondisi lingkungan yang menyebabkan derasnya aliran air Sungai Ciwidey tersebut,” katanya.

Koko juga mendapatkan kabar di wilayah Pangalengan, sempat terjadi bencana longsor yang menyebabkan seorang warga meninggal dunia. Menghadapi fenomena alam seperti itu, Koko mengajak kepada sejumlah pihak untuk sama-sama menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan.

“Salah satunya melalui upaya gerakan penghijauan, yaitu penanaman pohon di lokasi lahan kritis yang sebelumnya terjadi alih fungsi lahan karena berbagai aktivitas manusia,” katanya.

Sebagai upaya untuk memulihkan lahan kritis dan meminimalisir derasnya aliran air di sungai itu, Koko menerapkan konsep digitalisasi atau aplikasi yang dapat difungsikan untuk gerakan penghijauan penanaman pohon.

“Melalui aplikasi itu, mulai dari koordinat atau titik lokasi serta jenis pohon yang ditanam bisa dipantau langsung. Pemantauannya pun bisa menggunakan handphone, sehingga setiap saat pohon yang ditanam bisa dipantau, baik pertumbuhannya maupun ketika tanaman itu mati dan perlu dilakukan penanaman kembali,” tutur Koko.

Menurut Koko, program penanaman pohon melalui pemanfaatan teknologi atau aplikasi itu, bisa diterapkan di Kabupaten Bandung maupun di kabupaten/kota lainnya di Jawa Barat.

Koko juga akan berusaha untuk menjalin komunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Bupati Bandung HM Dadang Supriatna, untuk merealisasikan pemanfaatan aplikasi dalam gerakan penghijauan atau penanaman pohon yang dinilai efektif dalam pelaksanaannya.

“Kita juga sudah membicarakan hal ini dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung, tinggal menunggu koordinasi atau rekomendasi dari Pak Bupati Bandung untuk pemanfaatan aplikasi dalam gerakan penanaman pohon tersebut. Kita juga akan berusaha untuk meminta jadwal waktu audensi dengan Pak Bupati, untuk membahas hal ini,” tutur Koko.

Ia berharap Bupati Bandung mendukung usulan program penghijauan dengan konsep digitalisasi tersebut.

“Dengan harapan Kabupaten Bandung menjadi percontohan di Indonesia, khususnya untuk bidang konservasi dan rehabilitasi alam secara berkelanjutan masive dan terintegrasi,” ujarnya.

Koko menyebutkan, jika program ini jalan, insya Allah akan menjadi kegiatan yang pertama di Indonesia. Yaitu, dengan menerapkan konsep digitalisasi penghijauan di Indonesia.

“Bahkan, saya (Komunitas Pohon Indonesia) sudah mendapatkan penghargaan Original Record Indonesia untuk penanaman pohon berbasis baseline aplikasi,” katanya.

Ia mengungkapkan dalam gerakan penanaman pohon itu, tak hanya melibatkan DLH saja, tetapi beberapa Organisasi Perangkat Daerah lainnya juga harus sama-sama dilibatkan.

“Menggarap lahan kritis itu harus kerja bareng, supaya hasilnya optimal dan bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat,” ujarnya.

Editor: denkur

Berita Terkait

Bapenda Jabar Siap Jalankan Instruksi KDM soal Perpanjangan Pemutihan Pajak
Pemdaprov Jabar dan TNI AD Teken Komitmen Bersama, Ini Isinya
PWI Jabar Dukung Kongres Persatuan
KDM Libatkan TNI AL Jaga Sungai dan Laut Jawa Barat
Bangkitkan Kembali Fungsi Kentongan, Warnai Jambore Satlinmas Bandung Barat 2025
KBB Dijadikan Kick Off Layanan KB Serentak Tingkat Jabar
Mantap, PWI Kang Awing Gelar OKK
Jeje Ritchie Ismail Lantik Tujuh Kades, Begini Pesannya
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 28 Juni 2025 - 09:09 WIB

Bapenda Jabar Siap Jalankan Instruksi KDM soal Perpanjangan Pemutihan Pajak

Kamis, 26 Juni 2025 - 17:18 WIB

Pemdaprov Jabar dan TNI AD Teken Komitmen Bersama, Ini Isinya

Rabu, 25 Juni 2025 - 19:42 WIB

PWI Jabar Dukung Kongres Persatuan

Rabu, 25 Juni 2025 - 19:34 WIB

KDM Libatkan TNI AL Jaga Sungai dan Laut Jawa Barat

Rabu, 25 Juni 2025 - 19:31 WIB

Bangkitkan Kembali Fungsi Kentongan, Warnai Jambore Satlinmas Bandung Barat 2025

Berita Terbaru