Setiap tahun pada tanggal 25 Januari, Indonesia memperingati Hari Gizi Nasional. Bagaimana sejarahnya? Yu simak berita ini.
DARA| BANDUNG- Sesuai namanya, hari ini dirayakan untuk mengampanyekan perjuangan menuju Indonesia sehat dan bebas kekurangan gizi kronis (stunting) dengan distribusi gizi yang seimbang dan merata ke seluruh daerah Indonesia, tanpa terkecuali.
Untuk tahun 2021, Hari Gizi Nasional mengambil tema “Remaja Sehat, Bebas Anemia” dengan slogan, “Gizi Seimbang, Remaja Sehat, lndonesia Kuat #MudaSehatBebasAnemia”.
Berarti, perayaan tahun ini difokuskan pada penanggulangan anemia pada remaja lewat asupan gizi yang cukup di tengah pandemik COVID-19.
Namun, mengapa ada Hari Gizi Nasional? Kenapa bisa diperingati setiap tanggal 25 Januari? Yuk, simak sejarah di balik Hari Gizi Nasional.
1. Sudah direncanakan sejak 1950
Hari Gizi Nasional di Indonesia adalah bagian dari upaya perbaikan gizi masyarakat. Upaya mulia tersebut telah dimulai sejak tahun 1950 saat Menteri Kesehatan Indonesia, dr. J. Leimena mengangkat Prof. Poorwo Soedarmo sebagai kepala Lembaga Makanan Rakyat (LMR).
Waktu itu, LMR lebih dikenal sebagai “Instituut Voor Volksvoeding (IVV)” yang merupakan bagian dari Lembaga Penelitian Kesehatan, sekarang dikenal sebagai Lembaga Eijkman. Hingga saat ini, Prof. Poorwo Soedarmo dikenal sebagai “Bapak Gizi Indonesia”.
2. Siapa itu Prof. Poorwo Soedarmo?
Lahir di Malang, Jawa Timur, pada 25 Februari 1904, Prof. Poorwo Soedarmo adalah guru besar ilmu gizi pertama di Universitas Indonesia saat dibukanya Bagian Ilmu Gizi di FKUI pada 1958! Atas jasa Prof. Soedarmo, ribuan tenaga gizi di Indonesia dapat lahir, dari D3 hingga Guru Besar.
Lulus sekolah kedokteran School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) STOVIA pada 1927, Prof. Soedarmo terus mempelajari ilmu gizi dari London di Inggris (1949), Filipina (1950), hingga ke Harvard University (1954-1955) dan Columbia University (1960) di Amerika Serikat.
Pendiri Akademi Ahli Diit dan Nutrisionis (sekarang Akademi Gizi) dan Direktur Lembaga Makanan Rakyat Kementerian Kesehatan (1952-1959), Prof. Soedarmo memperkenalkan “Home Economics” yang sekarang dikenal sebagai “Ilmu Kesejahteraan Keluarga”, dan konsep “Empat Sehat, Lima Sempurna” atau “Gizi Seimbang”.
Oleh karena itu, pada tahun 1969, Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) mengangkat Prof. Soedarmo sebagai “Bapak Gizi Indonesia”, dan dianugerahi Bintang Mahaputra Utama pada 1992 atas jasanya pada perkembangan gizi di Indonesia. Wafat pada 13 Maret 2003, Prof. Soedarmo dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
3. Tahun 1960an adalah permulaan Hari Gizi Nasional skala kecil
Diperingati Setiap 25 Januari, Ini Sejarah Hari Gizi NasionalHari Gizi Nasional ke-61, “Remaja Sehat, Bebas Anemia”. bpip.go.id.
Saat LMR mendirikan “Sekolah Juru Penerang Makanan” pada 25 Januari 1951, maka tenaga penggiat gizi di Indonesia terus berkembang hingga menjamur ke banyak perguruan tinggi di Tanah Air. Oleh karena itu, 25 Januari disepakati sebagai peringatan Hari Gizi Nasional.
Pada pertengahan 1960an, Hari Gizi Nasional dirayakan secara perdana oleh LMR. Dipegang oleh Direktorat Gizi Masyarakat sejak 1970-an, perayaan Hari Gizi Nasional tetap dilangsungkan hingga saat ini.
Editor : Maji| Sumber : IDN Times