Kementan Segera Produksi Bahan Bakar Biodisel B-100

Kamis, 21 Februari 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

foto :Ian/wahanaindonesia.com

foto :Ian/wahanaindonesia.com

DARA | SUKABUMI – Kementerian Pertanian (Kementan) berhasil memproduksi bahan bakar Biodisel B-100 atau 100% Biosolar.

Menteri Pertanian Andi Amran menyatakan, Biodiesel B-100 adalah satu bahan bakar yang tidak lagi menggunakan minyak berbasis fosil tapi dari yang lebih terbarukan seperti jagung, kelapa sawit atau lainnya.

“Impian Indonesia ciptakan biodisel terwujud, dari Crude Palm Oil  (CPO) menjadi B100,” kata Amran. Dia menyebutkan ini adalah harapan presiden terhadap Kementan untuk menjadi yang pertama mewujudkan Bio Diesel B-100.

Bahan bakar ini lanjut dia,  100 persen CPO. Bioful yang 100 persen dari CPO, dengan rendemennya 87 persen,  tidak ada campuran.

Mentan Andi Amran, mepaparkan itu saat meninjau Balai Penilitian Tanaman Industri Penyegar, Badan Litbang Pertanian Kementan, tempat pembuatan B100 di Sukabumi, Kamis (21/2/2019). Bio Diesel B-100 tersebut menurut Amran sebagai inovasi Badan Litbang Pertanian.

Bahan Bakar B100 ini, memiliki keunggulan,  yakni lebih efisien 40 persen dibanding bahan bakar fosil. Menggunakan bahan bakar fosil seperti solar, 1 liternya hanya dapat menempuh jarak 9,4 kilometer sedangkan, menggunakan B-100 dapat menempuh jarak 13 kilometer per liter.

Kecuali itu,  penggunaan B100  lebih murah, ramah lingkungan dan dapat mensejahterakan petani sawit serta dengan menggunakan B100 dapat menghemat devisa.  B100 ini diharapkan  dapat memperkuat ketahanan energi negeri ini.

“Kita punya CPO 38 juta ton. Kita ekspor 34 juta ton. Bisa bayangkan kita bisa menghemat berapa triliun. Ini adalah energi masa depan indonesia,” katanya.

Ke depan, lanjut Amran, B100 ini akan diproduksi untuk digunakan masyarakat umum. Namun demikian, hal ini membutuhkan waktu dan kerja keras dan bersama semua pihak.

“Kita optimalkan CPO. Produksi CPO kita 46 juta per tahun. Kita yang mensuplay dunia. Kita ekspor 34 juta,” terang Amran.

 

Pada kunjungan ini, Peneliti Utama Bidang Ekofisiologi Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Kementerian Pertanian, Prof. Dr Dibyo Pranowo mengatakan dari seluruh analisis, hanya satu determinan yang perlu di kaji kembali, yaitu karbon residu yang dihasilkan dari B100 CPO Sawit. Sedangkan 19 determinan lainnya sudah lolos uji.

“Sampai sekarang ini sudah memproduksi hampir 2 Ton dengan menggunakan Reaktor Biodiesel ciptaan sendiri. Produksi ini merupakan penyempurnaan parameter dengan metode Dry Oil,” jelasnya.

“Dalam satu bulan ini, percobaan telah dilakukan dengan pengaplikasian B100 CPO Sawit untuk bahan bakar kendaraan. Kendaraan yang dipergunakan adalah Hilux,” tandas Amran.

Dibyo menyebutkan kendaraan Double Cabin yang sudah menempuh jarak 1.600 km menggunakan bahan bakar B100 CPO Sawit. Tidak lama lagi, setelah 2.000 km akan membongkar mesin kendaraan tersebut untuk meneliti karbon residu yang ditimbulkan.

“Ada beberapa bahan Biodisel, misalkan dari kemiri sunan, nyampulung, pongamia, kelapa, kemiri sayur, termasuk dari biji karet,” sebutnya.

Saat di tanya kenapa CPO Sawit menjadi yang utama, Dibyo menjelaskan penggunaan CPO Sawit merupakan yang terbaik sampai saat ini. Pasalnya, di lihat dari skala jumlah industri sawit yang sudah siap dan juga pasokan yang melimpah.

“Teknologi B100 menjadi teknologi bahan bakar terbaru yang akan menjadi alternatif untuk Indonesia di masa depan. Pemerintah berusaha mendorong hal ini melalui Kementerian Pertanian,” kata Dibyo.

 

Bahan: wahanaindonesia.com

 

Berita Terkait

Presiden Prabowo Apresiasi Batalyon Perisai Syarikat Islam di Momen HUT Bhayangkara ke-79
Kapolri Harapkan PWI Segera Bersatu
Sekolah Rakyat, Visi Besar Presiden Prabowo untuk Putus Kemiskinan Melalui Pendidikan
Universitas Paramadina Soroti Tantangan dan Solusi Koperasi Merah Putih
Satu-satunya dari Indonesia, Mahasiswa Sampoerna University Tampil di IVS Kyoto 2025 Bawa Inovasi Ramah Lingkungan ke Panggung Dunia
Akses Menuju Stasiun Makin Mudah, Pengguna LRT Jabodebek di Stasiun Harjamukti Terus Naik
Wartawan Senior Wina Armada Sukardi Tutup Usia
Panitia Kongres Temui Menkum dan Kapuspen TNI : Pemerintah Dukung Kongres Persatuan PWI

Berita Terkait

Kamis, 17 Juli 2025 - 11:59 WIB

Presiden Prabowo Apresiasi Batalyon Perisai Syarikat Islam di Momen HUT Bhayangkara ke-79

Rabu, 16 Juli 2025 - 08:20 WIB

Kapolri Harapkan PWI Segera Bersatu

Selasa, 15 Juli 2025 - 15:38 WIB

Sekolah Rakyat, Visi Besar Presiden Prabowo untuk Putus Kemiskinan Melalui Pendidikan

Jumat, 11 Juli 2025 - 22:28 WIB

Universitas Paramadina Soroti Tantangan dan Solusi Koperasi Merah Putih

Rabu, 9 Juli 2025 - 21:48 WIB

Satu-satunya dari Indonesia, Mahasiswa Sampoerna University Tampil di IVS Kyoto 2025 Bawa Inovasi Ramah Lingkungan ke Panggung Dunia

Berita Terbaru