DARA | KOLOMBO – Kelompok ISIS mengklim bertanggungjawab atas serangan bom di Sri Lanka hingga menewaskan 300 orang lebih Minggu (21/4/2019). Namun klim itu tanpa memberikan bukti.
Kantor Berita Amaq, seperti dikutip dari VOA, Rabu (24/4/2019) melaporkan saat penduduk di ibukota Sri Lanka, Kolombo sedang mengheningkan cipta untuk menghormat para korban serangan pada hari Paskah. Kelompok ISIS ini mengklim bertanggungjawab.
Presiden Seri Lanka Maithripala Sirisena menyatakan hari berkabung nasional bagi lebih dari 300 korban tewas itu.
Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe mengatakan para penyelidik sedang menyelidiki klaim ISIS itu.
“Aparat keamanan, tentu saja berpandangan bahwa ada kaitan asing dan beberapa bukti yang menunjukkan ke sana, jadi jika ISIS mengklaimnya, kami akan menindaklanjuti klaim itu. Ada kecurigaan terkait dengan ISIS,” ujarnya.
Para penyelidik lanjut Wickremesinghe, tengah menyelidiki laporan dari Menteri Pertahanan Sri Lanka yang mengatakan, serangan itu sebagai pembalasan atas serangan di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru bulan lalu.
Juru bicara Kepolisian Sri Lanka mengatakan, 40 orang telah ditahan berkaitan dengan serangan itu. Dia menyebutkan serangan biadab ini sebagai kekerasan paling mematikan yang melanda negara pulau Asia Selatan itu sejak perang saudara dua dasawarsa mereka berakhir pada 2009.
Juru bicara itu juga mengatakan, jumlah korban tewas naik menjadi 310.
Disebutkan perencanaan canggih di balik serangan dengan delapan ledakan dengan target gereja-gereja dan hotel-hotel. Ledakan bom ini bukan saja memporakporandakan sejumlah bangunan tetapi juga menghancurkan ketenangan di negara kepulauan itu selama satu dasawarsa terakhir ini.***