Kasus Cuci Darah pada Anak Marak, Bey Desak Kemenkes Segera Terapkan Label Pada Makanan Minuman Kemasan

Jumat, 2 Agustus 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Fenomena ini dengan meminta Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat untuk memastikan agar anak-anak yang mengalami kasus ini mendapatkan perawatan terbaik.

DARA| Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin meminta Kementerian Kesehatan segera menerapkan label pada makanan dan minuman kemasan guna mencegah munculnya kasus anak cuci darah yang angkanya terdeteksi tinggi.

Bey Machmudin mengatakan dengan ditandatanganinya Peraturan Pemerintah Kesehatan oleh Presiden Joko Widodo, Kementerian Kesehatan segera menindaklanjuti dengan langkah menerapkan penandaan khusus pada makanan dan minuman terkait kandunan gula, gara, lemak (GLG).

“Saya berharap Kemenkes segera menerapkan penandaan pada makanan dan minuman kemasan terkait GLG, seperti obat berbahaya itu tandanya merah, yang aman tandanya hijau, supaya memberikan kepastian pada masyarakat terutama menyikapi tingginya kasus anak cuci darah,” katanya di Bandung, Rabu (31/7/2024).

Pihaknya juga memastikan merespon fenomena ini dengan meminta Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat untuk memastikan agar anak-anak yang mengalami kasus ini mendapatkan perawatan terbaik di fasilitas layanan kesehatan.

“Kedua terkait edukasi, saya minta Kadis Kesehatan berkoordinasi dengan kepala dinas kesehatan di kabupaten kota agar puskesmas dan posyandu memberikan edukasi dan pemahaman terkait nutrisi dan bahaya makanan dan minuman yang mengandung GLG berlebih,” ujarnya.

Menurutnya kasus cuci darah yang dialami pasien anak artinya penyakit ginjal kronis sudah stadium 4, pihaknya mengaku akan berupaya mengantisipasi dan terus berkoordinasi dengan layanan kesehatan dibawah koordinasi dinas kesehatan.

“Pertama edukasi kepada masyarakat tentang bahaya minuman dan makanan manis. Kedua saya meminta seluruh Puskesmas segera lakukan cek gula darah,” pungkasnya.

Sebelumnya, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menerima 10-15 pasien anak cuci darah setiap bulan yang mengalami gangguan ginjal kronis akibat berbagai faktor. RSHS mengklaim tidak terjadi kenaikan atau penurunan kasus cuci darah pada anak.

“Tidak ada peningkatan atau penurunan untuk kasus anak dengan ginjal kronis dengan cuci darah rutin. Itu 10-20 anak per bulan,” kata staf Divisi Nefrologi KSM Ilmu Kesehatan Anak RSHS Bandung dr Ahmedz Widiasta, Rabu (31/7/2024).

Editor: Maji

 

Berita Terkait

Hadiri Sidang Paripurna Dewan Bandung Barat, Kang Dedi Disambut Histeris Warga
Waspada! Nyamuk Malaria tak Kenal Batas Negara
Presiden Prabowo akan Jalani Sejumlah Agenda di St. Petersburg
Atlet NPCI Harumkan Nama Bandung Barat di Kancah Internasional
Asia Menjadi Pusat Investigasi Terbesar Terhadap Industri Telur Global
LRT Jabodebek Lakukan Peremajaan 12 Eskalator di Tiga Stasiun Demi Jaga Keselamatan dan Kenyamanan Pengguna
Mayat Pria di Samping Pangkalan Ojek Pasar Andir Bayongbong Garut Gegerkan Warga
Diplomasi Biru Indonesia di Konferensi Laut Dunia (UNOC3): Upaya Global Bagi Terumbu Karang Lestari yang Tahan Perubahan Iklim Demi Masa Depan Indonesia
Berita ini 29 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 19 Juni 2025 - 21:39 WIB

Hadiri Sidang Paripurna Dewan Bandung Barat, Kang Dedi Disambut Histeris Warga

Kamis, 19 Juni 2025 - 14:33 WIB

Waspada! Nyamuk Malaria tak Kenal Batas Negara

Kamis, 19 Juni 2025 - 14:15 WIB

Presiden Prabowo akan Jalani Sejumlah Agenda di St. Petersburg

Kamis, 19 Juni 2025 - 14:09 WIB

Atlet NPCI Harumkan Nama Bandung Barat di Kancah Internasional

Kamis, 19 Juni 2025 - 12:49 WIB

Asia Menjadi Pusat Investigasi Terbesar Terhadap Industri Telur Global

Berita Terbaru