Kabupaten Bandung berpotensi diintai bencana. Kewaspadaan semua pihak, termasuk masyarakat sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi berbagai bencana itu.
DARA – Diikuti puluhan warga, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung gelar bimbingan teknik (bimtek) kebencanaan, di Aula Desa Ciluluk Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung, Selasa (17/5/2022).
Bimtek itu, kata Kepala BPBD Kabupaten Bandung, Uka Suska Puji Utama untuk memberikan edukasi dan wawasan terkait potensi kebencanaan, selain kesiapsiagaan warga dalam kemungkinan menghadapi ancaman bencana.
Bupati Bandung HM Dadang Supriatna dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Uka Suska Puji Utama itu mengatakan, pelaksanaan bimtek Kata Bedas ini merupakan rangkaian peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) tahun 2022.
“Dengan sub tema keluarga tangguh bencana pilar ketangguhan bangsa menghadapi bencana,” kata bupati seraya berharap dengan pelatihan keluarga tangguh bencana ini sasarannya masyarakat yang ada di daerah aliran Sungai Citarum.
“Maka pada kesempatan pelaksanaan bimtek itu, perwakilan warga asal Desa Ciluluk, Cikancung, Cihanyir, Mekarlaksana dan Desa Srirahayu dilibatkan. Mereka berada di daerah aliran Sungai Citarum, sehingga bisa lebih waspada terhadap potensi bencana yang dapat terjadi di lingkungan sekitar,” ujar bupati.
Harapan lain, mereka mampu melaksanakan upaya antisipasi dan mitigasi bencana yang diperlukan.
“Seperti yang kita ketahui, Kabupaten Bandung termasuk daerah dengan berbagai macam potensi kebencanaan yang mengintai,” ujar bupati.
Berdasarkan kondisi fisik, Kabupaten Bandung menyimpan potensi bencana yang dapat terjadi kapanpun. Kondisi fisik kerusakan lingkungan akibat adanya aktivitas manusia yang mengakibatkan menurunnya daya dukung lingkungan.
“Untuk itu, saya sangat mengapresiasi atas terlaksananya bimtek ini,” ujarnya.
Bencana pada umumnya tidak dapat dihindari, kata bupati, tetapi langkah yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi risiko bencana.
Analisa atau perhitungan indeks risiko bencana Indonesia (IRBI) pada tahun 2021 yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kabupaten Bandung memiliki skor 161,89 kelas risiko tinggi dan menempati peringkat ke 127 se-Indonesia dan ke-8 se-Jawa Barat.
“Oleh karena itu, mengingat korban bencana adalah masyarakat dan yang pertama menghadapi bencana adalah masyarakat itu sendiri, pemerintah mengembangkan program pengurangan risiko bencana komunitas. Hal ini sesuai dengan tanggungjawab negara untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945,” tuturnya.
“Saya tekankan, dengan diadakannya pelatihan ini, seluruh masyarakat desa, termasuk pemerintah desa harus memiliki kemandirian untuk beradaptasi dan bersiapsiaga menghadapi ancaman bencana,” lanjutnya.
Bupati berharap masyarakat untuk memulihkan diri dari dampak bencana, ketika terjadi bencana. Masyarakat desa diharapkan mengetahui potensi bencana yang dapat terjadi, mempersiapkan untuk menyelamatkan diri jika sewaktu-waktu terjadi bencana.
“Lebih penting lagi dapat melakukan langkah-langkah antisipatif untuk mengurangi dampak bencana,” ujarnya.
Implementasinya, kata bupati, pemerintah desa dan masyarakat dapat merencanakan pembangunan serta upaya pemulihan yang relevan, rehabilitasi dan rekonstruksi yang mengandung aspek-aspek pencegahan dan kesiapsiagaan, serta kedaruratan dan logistik.
“Saya berpesan kepada peserta, untuk mengikuti pelatihan ini dengan sungguh-sungguh dan serius,” katanya.
Pelatihan itu, bupati menilai, sangat bermanfaat untuk keselamatan diri sendiri dan keluarga. “Manfaatkan pelatihan ini untuk mengasah kemampuan mitigasi bencana, serta mempertajam intuisi atas apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana,” ujarnya.
“Para peserta bimtek itu menjadi garda terdepan penyelamatan nyawa diri sendiri dan keluarga,” imbuhnya.
Disebutkannya, untuk pemerintah desa, diminta untuk merancang strategi penanggulangan bencana, sesuai dengan arahan yang akan diberikan oleh BPBD selama pelatihan.
“Tingkatkan sinergitas antar elemen masyarakat, baik dari pemerintah, swasta, LSM, perguruan tinggi, ormas maupun lembaga lainnya yang relevan, sehubungan dengan mitigasi bencana. Saya harap perangkat desa mampu mengidentifikasi potensi sumber daya alam yang ada di desanya masing-masing. Formulasikan strategi yang dapat diaplikasikan, baik dalam bentuk kebijakan maupun gerakan, untuk mengurangi dampak bencana, dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada,” ujarnya.
Editor: denkur