Kurma, makanan yang selalu diminati masyarakat selama bulan Ramadan. Pemerintah tahu itu, sehingga selalu berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat akan cemilan manis itu, yakni dengan cara impor dari sejumlah negara timur tengah. Tahun ini nilai impornya naik 52,35 persen dibanding Februari.
DARA | JAKARTA – Kenaikan impor kurma itu, kata Kepala BPS, Suhariyanto sudah biasa terjadi menjelang Ramadan. Biasa mengimpor dari Emirat Arab, Tnisia, Palestina dan Mesir.
BPS mendata, nilai impor kurma pada Maret mencapai 25,9 juta dolar AS. Sedangkan bulan sebelumnya hanya 17,9 juta dolar AS.
Dikutip dari republika, kenaikan tidak hanya terlihat secara month-to-month (m-to-m), juga year-on-year (yoy). Pada Maret 2019, Indonesia mengimpor kurma senilai 19,5 juta dolar AS yang berarti terjadi kenaikan 32,82 persen di tahun ini.
BPS juga mencatat sejumlah komoditas bahan makanan yang mengalami kenaikan di tahun ini. Sebut saja bawang putih yang kemarin sempat mengalami kelangkaan hingga menyebabkan peningkatan harga.
Pada bulan lalu, jumlah bawang putih yang diimpor Indonesia mencapai 18,8 juta dolar AS. Nilai ini naik signifikan dibandingkan Februari 2020 maupun Maret 2019, di mana Indonesia sama sekali tidak mengimpor bawang putih.
“Impor bawang putih yang memang sudah disepakati juga meningkat 18,8 juta dolar AS, itu berasal dari Cina,” tutur Suhariyanto.
Kenaikan signifikan turut terlihat pada impor gula rafinasi. Pada Februari 2020, nilai impornya adalah 900 ribu dolar AS yang naik menjadi 11,3 juta dolar AS pada Maret 2020, atau terjadi kenaikan sampai 1.155 persen.***
Editor: denkur