DARA | BANDUNG – Waspadalah..!!! Jelang lebaran banyak beredar uang palsu. Sejumlah kasus ditemukan seorang pedagang kaget karena ia menerima uang palsu dari pembeli. Juga sering terjadi seorang ibu protes karena pengembaliannya saat belanja ternyata uangnya palsu.
Kasus peredaran uang palsu memang kerap menghiasi dunia kriminal tanah air. Meski, beberapa kali dibongkar kepolisian dan berhasil membekuk pelakunya, namun peredaran uang palsu itu terus beredar.
Kewaspadaan adalah salah satu solusi agar terhindar dari korban uang palsu. Lalu bagaimana cara membedakan uang asli dan uang palsu itu?
Dikutip dari detikcom, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Rosmaya Hadi memberikan tips. Pertama, uang asli memiliki benang berupa plastik yang tertanam dalam uang kertas. Plastik itu menyatu dengan uang kertas. Uang asli dipastikan memiliki watermark alias tanda air berbentuk wajah pahlawan. Tanda air itu hanya bisa dilihat saat uang diterawang, karena dibentuk dari gabungan antara permukaan uang yang tebal dan tipis.
Ada juga tanda air itu, bentuknya cetakan bergambar muka pahlawan yang dibuat terbentuk dari uang kertas berpermukaan tebal dan tipis.
Lalu ada tanda tuna netra yang unik karena bentuknya timbul dan hanya bisa dibuat dengan cat tertentu bukan tinta. Selain itu ada rectoverso cetakan logo BI yang putus jika hanya melihat satu sisi, namun kalau diterawang akan tersambung.
“Tanda untuk tuna netra seluruh pecahan beda ini, dibikin pakai cat timbul. Jadi susah dipalsukan. Lalu ada rectoverso alias cetakan dua arah, kalau diterawang akan presisi logo BI-nya, ini kan kalau satu sisi lihatnya logo BI masih putus nggak sambung,” ujar Rosmaya.
Jika disinari lampu UV dari bawah, maka ada permukaan uang yang berpendar. Mulai dari angka seri hingga beberapa unsur lain.***
Editor: denkur | Ilustrasi: boombastis.com