“Jadi politik itu bukan hanya sebatas pembatasan kekuasaan, tapi politik itu kerjasama dan kesepakatan.”
DARA – Paska mencuatnya dugaan keretakan hubungan antara Bupati Bandung Dadang Supriatna dengan Wakil Bupati Bandung Sahrul Gunawan, berbagai kalangan pun mulai ramai memberi tanggapannya, dari para akademisi hingga para pendukung pasangan yang belum genap 100 hari menjabat tersebut.
Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung, Fauzan Ali Rasyid mengungkapkan, pada masa awal pemerintahan tentu akan terjadi banyak perbedaan dan kesalahpahaman saat menjalani proses adaptasi, terlebih Bupati dan Wakil Bupati berasal dari partai politik yang berbeda.
Jika dilihat, saat ini di pemerintahan Kabupaten Bandung memang lebih dominan menampilkan sosok bupatinya saja, lanjut Fauzan, padahal Kabupaten Bandung memiliki wilayah yang luas, sehingga kinerjanya bisa dibagi antara bupati dan wakilnya, jika memang betul-betul ingin mengabdi kepada masyarakat.
Wakil bupati menurutnya bisa difungsikan untuk mengurus hal-hal yang berkaitan dengan sosial, keagamaan dan kemasyarakatan. Sementara bupatinya berkonsentrasi untuk melakukan proses kerjasama, mencari investor, mengurusi pembangunan yang berkaitan dengan hal yang besar atau hubungan dengan pusat.
“Jadi politik itu bukan hanya sebatas pembatasan kekuasaan, tapi politik itu kerjasama dan kesepakatan. Jadi birokrasi itu jangan dibuat kaku, tetapi dibuat harmoni, itu kan kreativitas pemimpin,” kata Fauzan melalui sambungan telepon, Jum’at (30/7/2021).
Hal yang terbaik untuk dilakukan menurut Fauzan, kedua belah pihak harus lebih terbuka. Jadi, pemikirannya akan lebih mengedepankan masa depan Kabupaten Bandung ketimbang kepentingan kelompok atau partai tertentu.
Jadi, seharusnya ada kesepakatan bersama antara bupati dan wakilnya, sehingga bisa memberikan harapan kepada masyarakat bahwa masa depan Kabupaten Bandung itu ditanggung bersama.
“Dadang Supriatna itu harus membuat citra yang terbaik pada masyarakat sebagai leader yang mampu bekerjasama untuk membangun optimisme bersama,” ujarnya.
Fauzan menilai, Dadang Supriatna masih kurang dalam bersikap sebagai seorang negarawan. Sementara di sisi lain, seharusnya Sahrul Gunawan sebagai wakil bupati tidak terlalu emosional karena itu kurang baik.
“Jadi bagusnya, dia (Sahrul) mencoba terus berdialog dengan bupati, berdialog baik secara konsep maupun orang. Kalau sudah disebar ke publik itu namanya menantang konflik, menurut saya kurang dewasa juga Sahrul ini,” pungkasnya.
Editor : Maji