Inilah Sepenggal Kisah Orang Tua Siswa yang Mengantarkan Anaknya Naik Gunung untuk Belajar Online

Rabu, 30 Desember 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Desa Purwajaya, Kecamatan Peundeuy, Kabupaten Garut dari atas (Foto: Istimewa)

Desa Purwajaya, Kecamatan Peundeuy, Kabupaten Garut dari atas (Foto: Istimewa)

Akibat pandemi Covid-19, sistem pembejalaran di Indonesia, termasuk di Kabupaten Garut harus mengalami perubahan dari mulanya pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran daring (dalam jaringan) atau online.


DARA | GARUT – Dalam pembelajaran online, akses internet menjadi kunci untuk bisa mengakses materi-materi atau tugas-tugas yang diberikan oleh pengajar. Hal ini tentu tidak akan bisa diimplementasikan oleh daerah-daerah yang belum terkoneksi oleh jaringan internet atau blank spot.

Kabupaten Garut, sebagai salah satu kabupaten yang memiliki area blank spot, melakukan langkah-langkah konkret agar semua wilayahnya dapat terkoneksi dengan internet. Bahkan, tidak tanggung-tanggung, Bupati Garut, Rudy Gunawan, menggelontorkan anggaran sebesar Rp10 miliar untuk mengatasi permasalahan blank spot yang ada di Kabupaten Garut.

Menurut Rudy, pihaknya menargetkan di dalam rangka pembahasan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) 2021 di bulan September sudah menggunakan berbasis elektronik. Pihaknya tahun depan menganggarkan APBD sekitar Rp 10 miliar rupiah untuk mengatasi maslah internet di seratus desa lebih.

“Jadi 2022 kita sudah mencanangkan kabupaten yang berbasis elektronik dalam penyelenggaraan pemerintahannya. Dan mudah-mudahan nanti kita menjadi kabupaten terinovasilah dalam penyelenggaraaan pemerintahaan,” ujarnya, Rabu (30/12/2020).

Kepala Desa Purwajaya, Abdaloh, menyebutkan, sebelum ada internet, masyarakatnya harus mencari dataran tinggi untuk mencari sinyal internet agar bisa mengakses jaringan internet ini.

“Sebelumnya masyarakat (Desa Purwajaya) dengan program belajar online yang akibat dampak covid ini, baik itu warga, anak sekolah itu harus naik gunung ke atas sampai ada yang bermalam disana karena hujan. Itu suatu hal permasalahan yang terjadi di Purwajaya, karena adanya posisi sinyal di Purwajaya itu pada spot-spot pada posisi ketinggian,” ujarnya.

Bahkan, diungkapkan Abdaloh, para orang tua rela mengantar anaknya ke gunung, agar anaknya bisa melakukan pembejalaran online di masa pandemi Covid-19 ini.

“Untuk pembelajaran online sangat terkendala, disatu sisi susah sinyal harus dicari di tempat-tempat tertinggi atau di hutan kadang-kadang di gunung, tapi disisi lain itu suatu kebutuhan suatu keharusan yang harus dilaksanakan oleh murid-murid atau anak-anak sekolah di Purwajaya, orang tua dengan kekhawatiran kadang mengantar anaknya ke gunung bukan ke sekolah, mengantar anaknya belajar online di tempat yang ada sinyal, itu juga suatu masalah yang sering dihadapi oleh masayarakat,” katanya.

Namun, berkat adanya program merdeka internet di Desa Purwajaya yang dilakukan oleh Pemkab Garut, lanjut Abdaloh, kini warga khususnya anak-anak bisa melakukan pembelajaran daring tanpa harus bersusah payah mencari sinyal internet.

“Alhamdulillah sekarang sudah ada internet, dengan internet gratis ini dan program Gacor (Garut Caang Informasi) dan Garmentnya (Garut Merdeka Internet) dari Diskominfo (Dinas Komunikasi dan Informatika) Kabupaten Garut sangat luar biasa, ini sudah beberapa hari diuji coba, mereka suka berkumpul sekarang di kantor desa dan kemudian di sekitar SMP, dan juga di sekitar rumah. Itu warga khususnya anak-anak sekolah, anak muda yang perlu untuk kegiatan online itu sudah sangat terbantu,” ujarnya.

Abdaloh menambahkan, dengan adanya internet ini, juga bisa membantu pengembangan ekonomi di Desa Purwajaya dan sesuai dengan Peraturan Kementrian Desa Nomor 13 tahun 2020 untuk pengembangan prioritas kegiatan di tahun 2021 yakni pengembangan ekonomi dan kesehatan.

“Untuk pengembangan ekonomi di Purwajaya salah satunya kelengkapannya dengan dibangunnya infrastruktur komunikasi ini, yang lain yang sudah ada infastruktur jalan, sumber daya manusia, pendidikan, kesehatan, energi listrik nah ini dilengkapi dengan diresmikannya pembangunan internet, tahun ini sudah sangat lengkap untuk Purwajaya lebih pede (percaya diri), lebih lengkap melangkah untuk pengembangan ekonomi 2021,” ujarnya.

Abdaloh menilai, walaupun berada di pegunungan, masyarakat Desa Purwajaya harus mampu bersaing di masa depan dan para pemudanya jangan hanya jadi penonton.

“Kalau mau maju ya harus mau mengikuti perkembangan teknologi, karena dengan demikian (Desa) Purwajaya akan mampu bersaing, mampu mengembangkan dirinya di masa depan dengan segala sesuatu atau fasilitas yang ada di desanya, sehingga harapan Purwajaya lebih baik insya Allah akan jadi kenyataan,” katanya.***

Editor: denkur

Berita Terkait

DPRD Kabupaten Sukabumi Mengucapkan Selamat Hari Pramuka 2025
Lumbung Gizi, Harapan Baru Perbaikan Gizi dan Ketahanan Pangan di Desa Wangunsari ‎
Bagaimana Gen Z Mempersiapkan Pernikahan?, Simak Nih Hasil Survei Jakpat Berikut
DPRD Kabupaten Sukabumi Gelar Rapat Gabungan dengan Tim TAPD, Bahas Perubahan APBD 2025
Kadis KUKM Kabupaten Sukabumi Sebut UMKM Pilar Ekonomi Daerah
Cegah Korupsi Dana BOS, Dewan Pendidikan Garut Gelar Penyuluhan Hukum
Akhir 2025, Pengelolaan Sampah di Jabar Tinggalkan Sistem Open Dumping di TPA
Kepala Bappenda Jabar: Proyek BIUTR Kota Bandung Segera Masuk Tahap Lelang

Berita Terkait

Kamis, 14 Agustus 2025 - 11:34 WIB

DPRD Kabupaten Sukabumi Mengucapkan Selamat Hari Pramuka 2025

Kamis, 14 Agustus 2025 - 11:33 WIB

Lumbung Gizi, Harapan Baru Perbaikan Gizi dan Ketahanan Pangan di Desa Wangunsari ‎

Kamis, 14 Agustus 2025 - 11:06 WIB

Bagaimana Gen Z Mempersiapkan Pernikahan?, Simak Nih Hasil Survei Jakpat Berikut

Kamis, 14 Agustus 2025 - 10:52 WIB

DPRD Kabupaten Sukabumi Gelar Rapat Gabungan dengan Tim TAPD, Bahas Perubahan APBD 2025

Kamis, 14 Agustus 2025 - 10:09 WIB

Kadis KUKM Kabupaten Sukabumi Sebut UMKM Pilar Ekonomi Daerah

Berita Terbaru