Langkah Pemda KBB untuk mengantisipasi klaster perkantoran, pertama Satgas Covid-19 langsung melakukan tracing kontak erat untuk kemudian dilakukan tes usap atau swab test.
DARA| BANDUNG- Sejak dilanda pandemi Covid-19, kasus penduduk yang terkorfimasi positif di Kabupaten Bandung Barat (KBB) berubah-ubah. Resiko penyebaran virus mematikan tersebut, flutuaktif dari hari ke hari.
Menjelang akhir tahun 2020, kasus aktif Corona di KBB justru sempat mengalami kenaikan lumayan menukik dengan resiko penyebaran tinggi atau masuk zona merah. Hal itu berdasarkan evaluasi Satgas Covid-19 Propinsi Jawa Barat (Jabar), jika KBB masuk zona merah dua pekan lalu, antara awal-pertengahan Desember 2020.
Zona merah KBB tersebut dipengaruhi peningkatan kasus yang cukup tinggi, pasca libur panjang. Kemudian terjadi kasus positif Covid-19 yang menimpa Aparatur Sipil Negara (ASN) KBB dan dua orang diantaranya meninggal dunia.
Langkah Pemda KBB untuk mengantisipasi klaster perkantoran, pertama Satgas Covid-19 langsung melakukan tracing kontak erat untuk kemudian dilakukan tes usap atau swab test.
“Prinsipnya, ketika terjadi klaster perkantoran maka langsung dilakukan tracing ke kontak erat. Sampai sekarang proses tracing kontak erat masih berjalan,” ujar Juru Bicara Covid-19 Agus Ganjar, beberapa wakru lalu.
Ketika ditemukan kasus pertama kali di lingkungan perkantoranpun, Satgas Covid-19 langsung mengambil antisipasi dengan melakukan rapid tes massal di perkantoran.
Untuk yang kontak erat dengan ASN terkorfimasi positif, dilakukan swab tes dan isolasi mandiri. Disamping itu, Satgas Covid-19 secara berkala melakukan penyemprotan disinfektan di ruangan-ruangan perkantoran.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB Agus Sumartono menyebutkan, hingga saat ini stock cairan disinfektan yang dialokasikan buat penyemprotan di tempat-tempat rawan penyebaran virus itu masih tersedia 500 jerigen lagi.
“Insha Allah, stock sampai sekarang masih aman. Itu untuk di lingkungan perkantoran atau di lokasi umum yang rawan penyebaran Covid-19,” terangnya.
Selama inipun, BPBD telah menyalurkan cairan disinfektan ke 16 kecamatan, meliputi 165 desa se-KBB. Masing-masing kecamatan diberikan 3 jerigen, sedangkan desa 4 jerigen.
“Kalau untuk petugas penyemprotan, bisa dari kita (BPBD) atau bisa juga dari pihak desa, maupun masyarakat. Tergantung permintaan saja,” jelasnya.
Sementara berdasarkan data dari Pikobar Jabar wilayah KBB per 21 Desember 2020, menjelang Natal 2020 dan Tahun Baru 2021, mulai membaik dengan status resiko penyebaran sedang atau zona orange.
Status tersebut diperkuat dengan data per 22 Desember 2020 kasus Covid 19 di KBB mencapai angka 1233 orang. Sebagai rincian, pasien dalam perawatan 343 orang, sembuh 877 orang dan meninggal 13 orang.
Kendati kondisi KBB berada dalam zona orange, namun Kepala Dinas Kesehatan KBB, Hernawan Widjajanto meminta agar masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
“Saya harap masyarakat tidak boleh terlena. Akan tetapi harus tetap meningkatkan kewaspadaannya dengan menjaga 3 M (menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak),” ujarnya.(Advetorial/heni/dara.co.id)
Editor: Maji
Discussion about this post