Ini Perbedaan Cara Masak Mie Instan di Korea dan Indonesia

Kamis, 31 Oktober 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi: tribunnews

Ilustrasi: tribunnews

Kecintaan masyarakat Indonesia terhadap dunia hiburan Korea tampaknya masih tinggi. Hal ini membuat banyak anak muda yang kerap meniru penampilan, budaya hingga mencoba makanannya.

Salah satu yang paling terkenal adalah mi instan Korea, yang disebut juga dengan ramyun. Dari segi rasa, memang jauh berbeda karena ramyun lebih pedas dari mi instan Indonesia, dan tekstur mi juga lebih kenyal.

Berbicara soal kemasan, bentuk dan komposisinya tak berbeda jauh dengan mi instan Indonesia. Tapi, yang harus diperhatikan adalah cara memasaknya. Cara memasak ramyun yang benar ternyata berbeda jauh dengan mi instan Indonesia, meskipun sama-sama mi instan.

Cara memasak mi instan Korea yang benar ini diungkapkan oleh Han Yoo Ra, seorang influencers asal Korea Selatan yang sudah lama tinggal di Indonesia pada acara Nongshim Farmer’s Heart yang dilaksanakan di kantor KLY, Jakarta Pusat pada Senin, 28 Oktober 2019. Lantas, apa saja perbedaannya?

Hal yang harus diperhatikan pertama adalah peralatan yang digunakan. Bila di Indonesia rata-rata memasak mi menggunakan panci bergagang satu, di Korea mereka wajib menggunakan panci yang memiiki dua gagang dan berbahan aluminium.

“Pakai yang aluminium karena lebih cepat menghantarkan panas,” tutur Han Yoo Ra.

Langkah berbeda selanjutnya adalah waktu memasukkan bumbu. Di Indonesia, bumbu akan dituangkan ke piring terlebih dahulu, baru kemudian mi yang sudah matang diaduk di sana. Tapi, di Korea justru kebalikannya. Bumbu dimasukkan terlebih dahulu ke air mendidih. Alasannya adalah agar kuah dapat lebih terasa bumbunya.

“Di Korea, kuah itu segalanya. Bahkan, kalau minya sudah habis dan kuahnya masih ada, aku biasa pakai nasi lagi karena enak banget,” ungkap wanita kelahiran 13 Juni 1991 ini.

Setelah memasukkan bumbu, baru mi direbus hingga matang. Di Korea, saat merebus mi instan, panci harus ditutup dengan alasan agar lebih cepat matang. Setelah beberapa menit, tutup dibuka dan mi harus diaduk dengan cara diangkat-angkat menggunakan sumpit.

“Kita kasih udara ke minya biar kenyal,” jelas Yoo Ra lagi.

Han Yoo Ra mengatakan bahwa sebenarnya ramyun di Korea tidak menggunakan banyak tambahan. Tapi, ada dua yang paling utama, yakni daun bawang dan telur. Keduanya berguna untuk menambah aroma dan cita rasa yang ada. Setelahnya, tutup kembali, tunggu hingga matang dan mi siap disantap.

Cara makan ramyun ala orang Korea juga berbeda dengan Indonesia. Bila di Indonesia kebanyakan menggunakan mangkuk atau piring, di Korea langsung menggunakan panci yang digunakan untuk memasak.

Hal ini seolah sudah menjadi budaya di sana. Saat mi sudah jadi, tutup panci digunakan sebagai wadah mi yang diambil sedikit demi sedikit. Kuahnya dibiarkan di dalam panci.

Han Yoo Ra mengatakan akan ada sensasi yang berbeda bila memakan langsung dari panci, dan bila dituang ke mangkuk. Rasa panas dan pedas ramyun akan lebih terasa bila disantap langsung dari tempat dimasakknya. Terlebih, di Korea ada mitos yang mengatakan bahwa orang yang pandai makan makanan panas, niscaya akan mendapatkan suami atau istri yang rupawan.

Selain untuk alasan itu, makan menggunakan panci langsung juga dapat menghemat piring yang harus dicuci. “Jadi, alasan makan di tutup panci itu karena malas cuci piring,” terangnya.

Saat makan di panci, ada satu hal yang harus diperhatikan lagi. Bahan aluminium yang digunakan memang cepat menghantarkan panas, tapi bahan tersebut juga cepat untuk dingin kembali. Karenanya, kita harus cepat untuk memakannya agar dapat tetap hangat.

“Kalau sudah dingin tuh, rasanya jadi kurang maksimal,” pungkas Han Yoo Ra lagi.***

Editor: Katrin Lestari 

Artikel ini diambil seutuhnya dari liputan6.com, Kamis (31/10/2019)

 

Berita Terkait

Grand Final Puteri Tionghoa Indonesia 2025 Singing Competition Sukses Digelar, 10 Bintang Baru Siap Bersinar
Cek Disini, Survei Jakpat: Tren Kesehatan dan Konsumsi Kopi di tahun 2025
Buku “Jejak Si Penggembala Kerbau – Menggapai Kemilau”, Biografi Wartawan yang Jadi Pengusaha
Ekspresi Seni Ratusan Pelajar di Ruang Publik “Warna untuk Bumi” Ingkatkan Kita pada Krisis Iklim
Excel World Championship Indonesia (MEWCMicrosoftI) 2025 Dibuka: Buktikan dan Menangkan Tiket ke Las Vegas!
Peringati 70 Tahun KAA, Pos Indonesia Hadirkan Pameran Filateli di Bandung
Permainan Tradisional Ramaikan Acara Abdi Nagri Nganjang ka Warga
Bakrie Amanah Salurkan Rp 10,2 Miliar dalam Program Ramadan Untuk Negeri 1446 H
Tag :

Berita Terkait

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:53 WIB

Grand Final Puteri Tionghoa Indonesia 2025 Singing Competition Sukses Digelar, 10 Bintang Baru Siap Bersinar

Kamis, 3 Juli 2025 - 14:12 WIB

Cek Disini, Survei Jakpat: Tren Kesehatan dan Konsumsi Kopi di tahun 2025

Senin, 23 Juni 2025 - 11:28 WIB

Buku “Jejak Si Penggembala Kerbau – Menggapai Kemilau”, Biografi Wartawan yang Jadi Pengusaha

Senin, 2 Juni 2025 - 14:16 WIB

Ekspresi Seni Ratusan Pelajar di Ruang Publik “Warna untuk Bumi” Ingkatkan Kita pada Krisis Iklim

Kamis, 22 Mei 2025 - 14:12 WIB

Excel World Championship Indonesia (MEWCMicrosoftI) 2025 Dibuka: Buktikan dan Menangkan Tiket ke Las Vegas!

Berita Terbaru

Foto: Istimewa

JABAR

Pansus RPJMD DPRD Kabupaten Sukabumi Gelar Raker Raperda

Jumat, 11 Jul 2025 - 08:20 WIB