Indusstri Tekstil dan Pakaian Jadi Jabar Perlu Revitalisasi

Senin, 1 April 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

foto; net

foto; net

DARA | BANDUNG – Industri tekstil dan pakaian jadi Jabar perlu revitalisasi. Setidaknya ada empat point agar revitalisasi itu tepat sasaran.

Menurut  Direktur PT Soka Cipta Niaga Iwan Gunawan pada  Focus Group Discussion (FGD) Revitalisasi Industri Tekstil dan Pakaian di Provinsi Jawa Barat, awal pekan lalu, yang pertama adalah revitalisasi pembiayaan.

Artinya di sektor pembiayaan, bagiamana para pelaku industri TPT mendapatkan bunga bank yang murah. Di negara pesaing, misalnya Tiongkok, sudah memiliki bunga bank di bawah 5 persen, sedangkan Indonesia masih berkutat di angka sekitar 10 persen.

Revitalisasi kedua, Iawan menyebutkan di bidang peningkatan kualitas sumber daya manusia, baik dalam produktivitas maupun keterampilan. Ketiga, revitalisasi menyangkut teknologi produksi, mulai dari perencanaan hingga proses akhir produksi. Keempat yang perlu direvitalisasi adalah alat produksi (mesin)..

Iwan mengkhawatirkan terjadinya sunset industri tekstil dan pakaian jadi. Karena itu dia menilai agar tidak terjadi sunset itu,  diperlukan dukungan dari pemerintah terhadap kegiatan yang mampu memperkenalkan produk-produk tekstil lebih luas.

Dia mencontohkan pakaian muslim, Indonesia sudah menjadi kiblat pasar busana muslim. Bandung dalam penialaian Iwan, sudah merajai pasar dengan merek lokal.

Namun, Iwan menyayangkan belum ada acara besar yang khusus mengatasnamakan pakaian muslim yang mempromosikan dan mengundang para pelaku industri atau buyers dari luar negeri.

Seperti Ina Craft itu sebetulnya sudah bagus tapi tidak spesifik. Berarti harus ada eventkhusus baik untuk industri hulu, tengah, dan hilir. Inti lainnya juga kebijakan revitalisasi harus berbasis kebutuhan pasar.

“ Dari pasar baru didorong ke kebutuhan hilir, kebijakan apa yang cocok, industri mesin apa yang cocok, insentif apa yang pokok. Saya masih berpikir selama ekosistem lingkungan usahanya diubah, kebijakan tidak sporadis dan lebih memberikan solustif atau jalan keluar maka industri ini masih bisa hidup,” katanya. ***

Berita Terkait

Rektor Paramadina Prof. Didik J. Rachbini: Krisis Multi-Dimensi Peluang Emas bagi Indonesia di Tengah Dinamika Geo-Politik Global
Layanan PosIND: 142 Ribu Pensiunan Baru Bisa Ambil Dana Pensiun TASPEN di Kantorpos
Pos Indonesia Komitmen Dukung Logistik Koperasi Desa Merah Putih
Pos Indonesia dan BPKH Jalin Kerja Sama, Perkuat Layanan Haji dengan Sistem Logistik Terintegrasi
PT Kaffah Sentral Indonesia Lahirkan Inovasi Tepung Praktis untuk Kue dan Roti Berkualitas Premium
Pos Indonesia Dukung Program Nasional Koperasi Merah Putih
PosIND dan Bank Muamalat Luncurkan Layanan Tabungan Haji di Kantor Pos
PT Pos Indonesia Raih Penghargaan Top CSR Awards 2025

Berita Terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 10:50 WIB

Rektor Paramadina Prof. Didik J. Rachbini: Krisis Multi-Dimensi Peluang Emas bagi Indonesia di Tengah Dinamika Geo-Politik Global

Kamis, 3 Juli 2025 - 14:52 WIB

Layanan PosIND: 142 Ribu Pensiunan Baru Bisa Ambil Dana Pensiun TASPEN di Kantorpos

Rabu, 2 Juli 2025 - 11:12 WIB

Pos Indonesia Komitmen Dukung Logistik Koperasi Desa Merah Putih

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:13 WIB

Pos Indonesia dan BPKH Jalin Kerja Sama, Perkuat Layanan Haji dengan Sistem Logistik Terintegrasi

Rabu, 25 Juni 2025 - 11:54 WIB

PT Kaffah Sentral Indonesia Lahirkan Inovasi Tepung Praktis untuk Kue dan Roti Berkualitas Premium

Berita Terbaru