Indonesia Prihatin Atas Situasi di Venezuela

Sabtu, 26 Januari 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto : voaindonesia.com

Foto : voaindonesia.com

DARA | JAKARTA – Indonesia mendukung seluruh upaya politik yang demokratis. Situasi yang terjadi di Venezuela membuat Indonesia prihatin. Karena itu Indonesia menyampaikan keprihatinanya.

“Dengan tetap menghormati kedaulatan dan tanpa bermaksud untuk mencampuri urusan dalam negeri Venezuela, penting agar suara rakyat Venezuela untuk didengarkan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Arrmanatha Nasir,  Sabtu (26/1/2019).

Seperti diketahui Venenzuela kini tengah  menghadapi krisis ekonomi yang tak kunjung sembuh. Pasokan barang, makanan, dan obat-obatan dalam tiga bulan terakhir ini makin sulit. Protes rakyat terhadap pemerintahan Presiden Nicolas Maduro terus berlangsung secara bergelombang dan terjadi hampir di seluruh pelosok negeri itu. Bahkan dalam aksi protes itu menalan korban jiwa.

Korban jiwa dalam aksi protes yang terjadi pada Senin dan Selasa (21 – 22/1/2018) sedikitnya  menelan 13 orang tewas.

“Indonesia mengikuti situasi itu,   prihatin atas situasi yang terjadi dan berkembang  di Venezuela. Kita menyerukan semua pihak untuk menahan diri dan tidak mengambil tindakan yang dapat memperburuk situasi,” kata Arrmanatha.

Presiden Nicolas Maduro hingga saat ini masih mendapat dukungan dari  militer. Sedangkan pihak oposisi yang  dipimpin ketua parlemen Juan Guaido segera memproklamirkan diri sebagai pemimpin baru Venezuela. Guaido mendapat dukungan AS dan Jerman dan sejumlah negara lainya di Eropa.

Dari Berlin  Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan Berlin mendukung pemilu baru di Venezuela sebab Nicolas Maduro bukan presiden yang sah secara demokratis.

Al Jazeera melansir  Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas hari Kamis (24/1/2019) mengatakan, Berlin dan Uni Eropa mendukung pelaksanaan pemilihan umum baru di Venezuela.

“Kami tidak netral,” kata Heiko Maas yang sedang berada di New York. Dia menambahkan, Jerman berdiri di sisi Guaido sebagai pemimpin Majelis Nasional.

Maka itu Heiko Maas, menyerukan pemilihan umum baru di Venezuela, agar Majelis Nasional memikul tanggung jawab, dan berkekuatan hukum untuk memulihkan konstitusi di Venezuela. Menurut Heiko Maas, bersama dengan mitra Eropanya telah mengumumkan sikapnya itu.

“Kami tidak netral dalam hal ini, tetapi lebih mendukung apa yang dilakukan Guaido,” tandasnya. Namun Heiko Maas tidak memberi pengakuan secara eksplisit kepada Juan Guaido sebagai Presiden baru, berbeda dengan AS, Kanada dan beberapa negara Amerika Latin.

Juan Guaido hari Rabu (23/1) memproklamirkan dirinya sebagai presiden transisi Venezuela. Namun militer Venezuela menyatakan tetap mendukung Presiden Nicolas Maduro.

Nicolas Maduro dengan dukungan kekuatan militernya pada Rabu (23/1/2018) memerintahkan penutupan kedutaan AS. Presiden Nicolas Maduro satu hari kemudian mengumumkan penutupan Kedutaan Besar AS di Caracas dan Kedutaan Besar Venezuela di Washington.

Alasan Maduro atas penutupan keduataan AS itu, karena AS menggalang upaya kudeta dan menggalang kekuatan untuk Juan Guaido. Maduro jelas menuduh AS menggalang “kudeta” terhadap pemerintahan Venezuela yang sah dengan mendukung Juan Guaido.

Karena itu Departemen Luar Negeri AS sudah menginstruksikan kepada pegawainya di Venezuela untuk meninggalkan negara itu, kecuali yang bertugas dalam situasi darurat. AS juga mengimbau warganya yang ada di Venezuela agar “sangat mempertimbangkan” untuk meninggalkan negara itu.

Hingga kini, AS, Kanada, Brasil, Argentina, Kolumbia dan beberapa negara lain menyatakan mengakui Guaido sebagai presiden Venezuela. Sedangkan Rusia, Cina, Turki, Meksiko, dan Bolivia menjanjikan dukungan kepada Nicolas Maduro.

Berita Terkait

Perang Iran–Israel: Ancaman Strategic Miscalculation dan Potensi Tragedi Global
Satu Abad Pers Revolusioner Vietnam: Wartawan Juga Prajurit
KRI Bung Tomo-357 Singgah di Sri Lanka Menuju Latihan Multinasional AMAN-25
Polri dan RCMP Perkuat Kerja Sama, Tingkatkan Kapasitas Lawan Kejahatan Transnasional
Menlu RI : Inovasi dan Digitalisasi Harus Jadi Penggerak Ekonomi Formal dan Global di Kawasan
Indonesia Kembali Ikuti Bursa Pariwisata di London Perkuat Capaian Kunjungan Wisman
Dua Bulan Terakhir Serangan Israel ke Libanon Menewaskan 85 Petugas Medis
Pilpres AS, Joe Biden Mundur, Dukungan Beralih Buat Kamala Harris, Donald Trump Berkoar Begini
Berita ini 8 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 22 Juni 2025 - 17:53 WIB

Perang Iran–Israel: Ancaman Strategic Miscalculation dan Potensi Tragedi Global

Jumat, 20 Juni 2025 - 09:52 WIB

Satu Abad Pers Revolusioner Vietnam: Wartawan Juga Prajurit

Minggu, 2 Februari 2025 - 15:47 WIB

KRI Bung Tomo-357 Singgah di Sri Lanka Menuju Latihan Multinasional AMAN-25

Rabu, 4 Desember 2024 - 14:35 WIB

Polri dan RCMP Perkuat Kerja Sama, Tingkatkan Kapasitas Lawan Kejahatan Transnasional

Jumat, 15 November 2024 - 15:35 WIB

Menlu RI : Inovasi dan Digitalisasi Harus Jadi Penggerak Ekonomi Formal dan Global di Kawasan

Berita Terbaru

JABAR

Satu Keluarga Tewas Tertimbun Longsor di Cisewu Garut

Kamis, 26 Jun 2025 - 17:29 WIB

Foto: Istimewa

BANDUNG UPDATE

Pemdaprov Jabar dan TNI AD Teken Komitmen Bersama, Ini Isinya

Kamis, 26 Jun 2025 - 17:18 WIB

Foto: Istimewa

BANDUNG UPDATE

PWI Jabar Dukung Kongres Persatuan

Rabu, 25 Jun 2025 - 19:42 WIB