India Diterjang Gelombang Panas, 100 Orang Tewas

Jumat, 5 Juli 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar hanya Ilustrasi (Foto: Kompas)

Gambar hanya Ilustrasi (Foto: Kompas)

DARA | INDIA – Gelombang panas menerjang India. 100 orang tewas. Dikhawatirkan akan menimbulkan kriris kemanusiaan.

Beberapa tahun terakhir, suhu panas di India semakin intensif, semakin sering dan lama. “India menjadi salah satu negara yang diprediksi mengalami dampak terburuk akibat krisis iklim,” ujar laporan Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC), di lansir CNN.

Dikutip dari Sindonews, para pakar di Massachusetts Institute of Technology (MIT) menyatakan, jika dunia berhasil memangkas emisi karbon, membatasi kenaikan suhu global, beberapa wilayah di India akan menjadi sangat panas, sehingga akan menguji batas kemampuan manusia untuk dapat bertahan hidup.

“Masa depan gelombang panas terlihat memburuk, meski dengan mitigasi perubahan iklim yang besar dan semakin memburuk tanpa mitigasi,” tutur Elfatih Eltahir, profesor hidrologi dan iklim di MIT.

Pemerintah India mendeklarasikan gelombang panas saat suhu mencapai minimal 4,5 derajat Celsius di atas suhu normal untuk wilayah itu dalam sedikitnya dua hari. Gelombang panas menjadi “parah” saat suhu naik 6,4 derajat Celsius di atas normal selama sedikitnya dua hari.

Batas untuk gelombang panas itu berbeda di tiap wilayah. Di New Delhi, gelombang panas dideklarasikan setelah dua hari berturut-turut suhu minimal 45 derajat Celsius. Tahun lalu, ada 484 gelombang panas resmi di penjuru India, naik dari 21 lokasi pada 2010.

Selama periode itu, lebih dari 5.000 orang meninggal dunia. Pada Juni, Delhi mencapai suhu 48 derajat Celsius, tertinggi dalam catatan pada bulan itu. Barat ibu kota, Churu, Rajasthan, hampir menyentuh rekor panas dengan suhu 50,6 derajat Celsius.

Negara bagian termiskin di India, Bihar, telah meliburkan semua sekolah, perguruan tinggi, dan pusat pelatihan selama lima hari setelah gelombang panas menewaskan lebih dari 100 orang. Keputusan itu diikuti peringatan untuk tetap di dalam ruangan selama suhu panas terjadi.***

Editor: denkur/ Sumber: sindonews

Berita Terkait

Pilpres AS, Joe Biden Mundur, Dukungan Beralih Buat Kamala Harris, Donald Trump Berkoar Begini
Suhu Madinah Panas, Begini Kondisi Jemaah Haji Indonesia
Siang Tadi, Taiwan Diguncang Gempa Dasyat dan Inilah Dampaknya bagi Indonesia
Inilah Peraih Piala Oscar 2024, Oppenheimer Terpilih sebagai Film Terbaik
Tampil Garang di PBB, Menlu Retno: Kemana Palestina Mengadu Jika PBB Gagal Menjalankan Resolusi yang Dibuatnya Sendiri?
Hati-hati! Indikasi Perang Dunia ke 3 Sudah Terlihat
Perang di Yaman, KBRI Pantau Nasib WNI
Gempa dan Tsunami Guncang Jepang, KBRI dan KJRI Buka Layanan Hotline
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 22 Juli 2024 - 14:14 WIB

Pilpres AS, Joe Biden Mundur, Dukungan Beralih Buat Kamala Harris, Donald Trump Berkoar Begini

Selasa, 21 Mei 2024 - 17:24 WIB

Suhu Madinah Panas, Begini Kondisi Jemaah Haji Indonesia

Rabu, 3 April 2024 - 20:35 WIB

Siang Tadi, Taiwan Diguncang Gempa Dasyat dan Inilah Dampaknya bagi Indonesia

Selasa, 12 Maret 2024 - 01:50 WIB

Inilah Peraih Piala Oscar 2024, Oppenheimer Terpilih sebagai Film Terbaik

Rabu, 24 Januari 2024 - 11:53 WIB

Tampil Garang di PBB, Menlu Retno: Kemana Palestina Mengadu Jika PBB Gagal Menjalankan Resolusi yang Dibuatnya Sendiri?

Berita Terbaru

Samantha Ebert (Foto: Ist)

HEADLINE

Samantha Ebert Menemukan Cinta dalam Hidupnya “Flowers”

Senin, 14 Okt 2024 - 13:16 WIB