DARA| NEW YORK – Bank-bank sentral seluruh dunia perlu mempertimbangkan untuk menerbitkan mata uang digital. Alasannya, kata Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional ( IMF) Christine Lagarde, karena uang tengah menghadapi “titik balik sejarah”. Dalam pidatonya di Festival Fintech Singapura, Rabu (14/11/2018), Lagarde menyoroti perubahan sifat uang, karena permintaan uang tunai fisik menurun di seluruh dunia.
Menurut Lagarde, bank sentral memiliki peran memasok uang menuju ekonomi digital. “Saya percaya, kita harus mempertimbangkan kemungkinan untuk mengeluarkan mata uang digital,” ujarnya, dikutip dari CNBC, Kamis (15/11/2018).
Mata uang digital yang didukung bank sentral dapat membantu inklusi keuangan, sekaligus meningkatkan keamanan, dan privasi dalam ekosistem pembayaran alternatif. Mengingat lebih murah dan efisien dari pada berbahan kertas. “Pesan saya adalah bahwa sementara kasus untuk mata uang digital tidak universal, kita harus menyelidiki lebih lanjut secara serius, hati-hati, dan kreatif,” kata Lagarde.
Bank-bank sentral di seluruh dunia sedang menimbang bagaimana tumbuhnya pembayaran non-tunai mempengaruhi catatan pencetakan peran konvensional mereka dan mengelola uang beredar. Lagarde memilih bank sentral di China, Kanada, Swedia dan Uruguay yang “merangkul perubahan dan pemikiran baru” tentang bagaimana mereka dapat memasok mata uang digital kepada publik. Lagarde mencontohkan bank sentral Swedia, Riksbank, berencana untuk mengujicobakan versi mata uang digital yang disebut e-krona pada tahun 2019. Swedia dianggap sebagai salah satu negara yang mengimplementasikan cashless society paling banyak di dunia dengan hanya 13 persen orang Swedia menggunakan uang tunai, menurut survei Riskbank.
Uang digital yang didukung bank sentral Setoran yang disimpan di bank komersial sudah digital, tetapi mata uang digital bisa didukung oleh pemerintah dengan cara yang sama dengan uang tunai saat ini, kata Lagarde.
Mata uang digital bisa berbentuk token yang didukung oleh regulator, atau melalui akun yang disimpan langsung di bank sentral. Cryptocurrency seperti bitcoin, di sisi lain, menawarkan opsi “terdesentralisasi”, yang berarti mereka tidak dikendalikan oleh otoritas pusat. Lagarde mengatakan dia “tidak sepenuhnya yakin” tentang cryptocurrency yang berlabuh di kepercayaan dalam teknologi. “Pengaturan yang tepat dari entitas-entitas ini akan tetap menjadi pilar kepercayaan,” katanya.
Terkait uang digital ini dan persaingan dalam industri jasa keuangan, Lagarde mengatakan bank sentral dapat bermitra dengan sektor swasta. Bank dan lembaga keuangan dapat mengelola kepemilikan pelanggan, sementara pemerintah membuat transaksi digital. Pengaturan ini akan terus mendorong inovasi di antara bank dan start-up disaat yang bersamaan memungkinkan bank sentral untuk fokus pada keuntungan mereka dari “penyelesaian back-end.”***
Editor: denkur