DARA | Bupati Karawang dr Cellica Nurachdiana melaunching Golok Pusaka di perayaan Hari Pers Nasional (HPN) tingkat Jawa Barat, Sabtu (20/5/2023) di Karnaval Street. Golok pusaka itu panjang 7 meter dan lebar 50 centimeter.
Golok Pusaka tersebut dikenal dengan nama Golok lubuk. Khusus untuk HPN 2023 tingkat Jabar dibuat selama empat bulan.
Perayaan HPN tingkat Jawa Barat tahun 2023 ini dipusatkan di Karawang, mengambil tema “Napak Jagad Tarumanegara”. Hadir delegasi tiga negara di Asia yakni India, Korea Selatan dan Singapura. Tak hanya hadir, mereka juga unjuk kebolehan dengan menampilkan seni tari dan kebudayaan negara mereka.
Tiga negara tersebut merupakan anggota Federation of Internasional Dance Festival (FIDAF) yang turut tampil menari di Galuh Street Carnival, yang menjadi panggung dilaunchingnya golok terpanjang di dunia.
Dalam perayaan HPN tingkat Jawa Barat tahun 2023 ini, PWI Karawang sebagai tuan rumah berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Karawang maupun LSM Lodaya yang diketuai Nace Permana.
Dalam kesempatan itu, Ketua LSM Lodaya, Nace Permana bahkan nampak berapi-api memberikan sambutan di panggung HPN Jawa Barat di Karawang. Ia menegaskan, Karawang adalah pusat peradaban masyarakat Jawa Barat bahkan bangsa Indonesia.
Karena, Tarumanegara yang merupakan salah satu kerajaan tertua di Indonesia merupakan cikal bakal lahirnya Nusantara. Tak hanya itu lanjut dia, peradaban Islam di Indonesia juga berawal dari Karawang. Dan Karawang juga kaya dengan pusaka peninggalan leluhur yakni Golok Lubuk.
Salah satu pusaka yang dilaunching yakni golok lubuk raksasa. Golok lubuk merupakan alat perjuangan masyarakat Karawang melawan penjajah yang kekinian golok lubuk menjadi ikon Karawang.
Golok lubuk raksasa sengaja dibuat para seniman dan budayawan Karawang dalam ukuran besar dengan baja berkualitas tinggi anti karat. Golok lubuk tersebut diserahkan ke Pemerintah Kabupaten Karawang.
“Golok lubuk ini adalah pusaka perjuangan masyarakat Karawang saat melawan penjajah,” tuturnya.
Kemudian bicara peradaban Islam di Tanah Jawa, Karawang adalah pusatnya. Karena, ulama-ulama besar di Tanah Jawa banyak belajar dari Karawang melalui Syekh Quro atau Quratul Ain atau Syekh Mursahadatillah. Syekh Quro membangun pondok pesantren di Karawang, dalam sebuah riwayat dijelaskan Prabu Silawangi belajar Islam dari Syekh Quro hingga akhirnya menikah dengan santriwati bernama Subang Larang.
Nyi Subang Larang adalah santri Syekh Quro. Dari Nyi Subang Larang ini lahir Pangeran Walangsungsang atau Mbah Kuwu Cirebon, Rara Santang dan Kiansantang.
Kemudian Rara Santang memiliki nama lain yakni Syarifah Mudaim setelah menikah dengan ulama bernama Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan. Dari pernikahan itu, lahir Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.
Bupati Karawang, dr. Cellica Nurrachadiana saat melaunching Golok Pusaka itu berharap gebyar HPN Jawa Barat 2023 di Karawang menjadi momentum kebangkitan budaya, pertumbuhan ekonomi dan kekayaan sumber daya alam.
“Ini adalah kolaborasi yang apik. Kabupaten Karawang sebagai tuan rumah HPN 2023 tingkat Jawa Barat bisa menjadi percontohan untuk daerah lain. Tentu, kita semua berharap dari acara ini memberikan dampak positif di sekotr ekonomi, budaya, sosial, ilmu pengetahuan, dan kebahagiaan bagi masyarakat,” tuturnya.
Di daerah lain di Jawa Barat lanjut dia, punya pertanian, Karawang lebih lengkap. Kalau daerah lain punya pantai, Karawang pun ada.
“Karawang punya semua, bahkan Rengasdengklok itu di Karawang,” tuturnya.
Penyelenggaraan HPN tingkat Jabar di Karawang ini mendapat apresiasi Ketua Umum PWI Pusat, Atal S Dapari. Atal kagum dengan gelaran HPN Jawa Barat di Karawang ini. Kekaguman itu antara lain dengan hadirnya utusan sejumlah negara di Asia.
Lebih dari itu menurut Atal,

HPN Karawang mengedapankan nilai-nilai kebudayaan yang menjadi pondasi dalam pembangunan daerah. Hal itu menjadi masukan untuk penyelanggaran HPN 2024 tingkat nasional.