Seperti dikatakan Roni Mulyana, narasumber dalam acara Webinar Hoaks dengan tema “Hoax Melimpah Ditengah Wabah”, bahwasannya hoax terkait kesehatan alami kenaikan cukup signifikan di masa pandemi Covid-19.
DARA| GARUT- Hoax menjadi salah satu permasalahan yang cukup menyita perhatian dunia, khususnya di Indonesia. Bahkan, tidak sedikit akibat adanya hoaks yang beredar di tengah-tengah masyarakat bisa menyebabkan keresahan sampai konflik di masyarakat.
Tak terkecuali, di masa pandemi seperti ini pun tak ayal dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk menyebarluaskan berita bohong demi kepentingan tertentu.
Seperti dikatakan oleh Roni Mulyana, narasumber dalam acara Webinar Hoax dengan tema “Hoax Melimpah Ditengah Wabah”, bahwasannya hoaks terkait kesehatan alami kenaikan cukup signifikan di masa pandemi Covid-19.
Menurut Roni, berdasarkan data yang di dapatnya ada beberapa informasi mengenai traffic dari informasi tentang hoaks tersebut. Kalau lihat dari grafik, memang yang cukup tinggi itu adalah hoaks mengenai kesehatan, karena memang di saat pandemi tentunya informasi kesehatan ini sangat-sangat menjadi informasi yang paling diburu sama semua orang.

BEM FIKOM UNIGA gelar webinar hoax dengan tema “Hoax Melimpah Ditengah Wabah” yang bekerja sama dengan Jabar Saber Hoaks. Acara ini disiarkan melalui aplikasi video telekonferensi dan digelar di Gedung Fikom Uniga, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Kamis (10/12/2020).(Foto : andre/dara.co.id)
“Dan akhirnya dengan beberapa oknum yang menyebarkan informasi tersebut, menyangkut pautkan dengan kesehatan atau terutama dengan Covid-19 saat ini,” ujarnya dalam acara Webinar Hoax dengan tema “Hoaks Melimpah Ditengah Wabah” yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Garut, Kamis (10/12/2020).
Sandi Ibrahim Abdullah, narasumber lainnya dari Tim Jabar Saber Hoaks mengatakan, bahwa pada periode Januari sampai November 2020, ada sekitar 3.515 aduan yang masuk ke timnya. Ia menuturkan, pada quartal per Januari sampai November di tahun 2020, ada sebanyak 3.515 aduan yang mengandung informasi atau berita hoaks yang masuk ke jabar saber hoaks.
“Informasinya bisa masuk dari Jawa Barat, atau dari luar Jawa Barat. Bahkan dari Garut saja ada masuk aduan sampai 28 aduan, di dalamnya bisa jadi ada hoaks dan aduan yang bukan hoaks, artinya tidak semua aduan yang disampaikan atau menanyakan informasi tidak semua terindikasi hoaks, ketika diklarifikasi bisa jadi itu informasinya benar. Jadi dari 3.515 aduan itu ada berita yang benarnya juga. Sekitar di atas 2000 lah, berita yang benar juga ditanyakan kepada Jabar Saber Hoaks,” ucapnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Garut (UNIGA), Ummu Salamah, menyampaikan, mahasiswa sebagai orang yang intelektual hendaknya tidak mudah terjebak dan terpengaruh oleh hoax yang saat ini banyak beredar di dunia maya.
Menurutnya, hoaks itu merupakan ladang subur benih-benih berita bohong, bahkan seringkali dijadikan sebagai aksi fitnah, penyebaran informasi yang keliru. Karenanya para mahasiswa sebagai intelektual hendaknya hati-hati, jangan terjebak dan terpengaruh karena upaya penyebaran hoax sangat masif, baik offline maupun online.
“Tapi saya yakin, kalian para mahasiswa memiliki gaya nalar yang tinggi kalian cerdas, dan kalian tidak akan tertipu dan kalau mendapatkan berita hoax, tidak akan menshare berita hoax tanpa disaring dulu,” katanya.
Acara webinar hoax dengan tema “hoax melimpah ditengah wabah” ini merupakan inisiasi dari BEM FIKOM UNIGA yang bekerja sama dengan Jabar Saber Hoaks sebagai salah satu lembaga yang fokus terhadap pemberantasan hoax di Indonesia. Acara ini digelar melalui aplikasi video telekonferensi yakni Zoom dan dihadiri oleh sekitar 130 orang terdiri dari mahasiswa dan dosen Fikom Uniga.
Editor : Maji
Discussion about this post