Hatta Rajasa mengupas tentang media siber dan tantangan Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan yang memiliki agenda utama mengurangi kemiskinan dunia.
DARA | JAKARTA – ”Bapak SBY merupakan sosok pencetus ini (SDGs, Red),” ujar Hatta Rajasa dalam dialognya dengan Ketua Dewan Pers, Muhammad Nuh di Gedung 6, Jalan Darmawangsa Raya Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu malam (19/2.2020).
Hatta Rajasa adalah Wakil Ketua Dewan Penasehat Serikat Media Siber Indonesia (SMSI). Dialog itu juga dihadiri jajaran pengurus SMSI Pusat dan pengurus Dewan Pers.
Berikut materi yang dipaparkan Hatta Rajasa:
SDGs sebuah program yang telah dikukuhkan bulan Mei 2013. SBY saat itu bersama dengan Perdana Menteri Inggris Raya David Cameron dan Presiden Liberia Ellen Johson-Sirleaf dan Wakil Sekretaris Jenderal PBB Jan Eliasson bertindak sebagai moderator.
Tiga pemimpin bersama High Level Panel of Eminent Persons membahasnya. Dari Sustainable Development Agenda, tujuannya mengurangi secara signifikan kemiskinan, sehingga bisa meningkatkan taraf hidup bangsa-bangsa di dunia dengan cara melaksanakan pembangunan yang disebut dengan sustainable development. Jadi yang namanya miskin ya, ya tuntas seperti misinya.
Di dalam telekonferensi, para pemimpin bersama saling menyampaikan masukan dan pandangan masing-masing yang kemudian mereka diskusikan bersama. Dalam perjalanan diskusi pandangan Indonesia dengan Inggris dan Liberia memiliki banyak kesamaan.
Poinnya diperlukan sumber daya yang tepat. Dorongan dan perhatian khusus. Tak terkecuali pada media yang bergerak pada sektor digitalisasi, siber. Kalau kita boleh usul perlunya dana insentif untuk mendorong percepatan ini. Dan menurut data Bank Dunia, Indonesia masih diurutan 100 ke bawah dalam pemanfaatan tekhnologi yang berbasi big data. Cukup jauh tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga.
Soal startup, setiap tahun bahkan setiap bulan banyak startup baru bermunculan. Sekarang ini terdapat setidaknya lebih dari 1500 startup lokal. Ini menurut Daily Social. Artinya potensi pengguna internet di Indonesia yang semakin meningkat dari tahun ke tahun juga menjadi katalis mendirikan sebuah startup.
”Anda tentu tahu, masyarakat dari kalangan bawah, menengah sampai atas memegang ponsel dengan berbagai merk. Dan mayoritas ini dimilki. Begitu besar pengaruh yang ada didalam ponsel itu. Dan di sinilah potensi startup tumbuh,” ujarnya.***
Editor: aldinar