Dunia sedang tidak baik-baik saja. Gejolak perang terjadi di berbagai negara. Benarkah itu pertanda akan munculnya perang dunia ke tiga?
DARA | Perang Rusia dan Ukraina belum selesai. Lalu kawasan Timur Tengah justru saat ini sedang bergejolak. Israel dan Hamas masih ganas saling serang.
Bahkan, saat ini pertempuran sengit tak hanya antara Israel dengan Hamas di jalur Gaza Palestina, tapi juga sudah menjalar ke Lebanon.
Hingga akhirnya perang juga terjadi antara zionis Israel dengan Hizbullah di Lebanon.
Disisi lain Laut Merah juga sedang bergejolak. Milisi Houthi di Yaman juga mulai melakukan kontak senjata dengan Inggris dan Amerika.
Tak salah jika muncul kekhawatiran gejolak perang itu bisa semakin meluas dan menyebar di wilayah Arab.
Belakangan juga dikabarkan Cina mulai saling gesek dengan Taiwan. Kemungkinan perang antara dua negara Asia itu pun dikhawatirkan terjadi.
‘Ya, dunia sedang tidak baik-baik saja. Gejolak perang sedang terjadi di sejumlah negara. Lalu, apakah itu pertanda bahwa perang dunia ke tiga sudah semakin dekat terjadi?
Dikutip dari CNBC Indonesia, Pakar militer Justin Crump mengatakan peluang terjadinya Perang Dunia 3 mulai terbuka. Kecuali ada perubahan signifikan dan dramatis dalam skala global, dunia akan terus menghadapi risiko yang semakin besar dan ketegangan yang semakin meningkat.
Ucapan pakar intelijen yang juga CEO perusahaan analisis risiko global Sibylline itu didasari berbagai krisis internasional, termasuk konflik di Ukraina, Timur Tengah, dan berbagai kawasan di Afrika dan Asia.
“Saya rasa hal ini tidak bisa dihindari, namun menurut saya risikonya makin besar,” ujarnya kepada Mail Online yang juga dilaporkan Express, Selasa (23/1/2024).
“Jika hal ini tidak terjadi pada tahun depan, maka hal tersebut akan terjadi pada akhir dekade ini, kita akan menghadapi masalah serupa. Dan kecuali ada perubahan drastis pada planet ini, risikonya akan terus meningkat. akan terus meningkat.”
Lanskap global telah menyaksikan lonjakan konflik mematikan. Data yang dimiliki Peace Research Institute Oslo menunjukkan rekor jumlah kematian terkait pertempuran dan konflik negara pada tahun 2022.
Potensi peningkatan jumlah ini seiring dengan perang antara Rusia dan Ukraina serta munculnya kemungkinan serangan China ke wilayah Taiwan untuk mengambil alih pulau itu.
Masih dikutip dari CNBC Indonesia, ketika retorika antara di dua front itu makin memprihatinkan, ketegangan di Timur Tengah juga meningkat. Ada kekhawatiran yang semakin besar bahwa perang Israel-Hamas di Gaza, Palestina dapat meluas dan menyebar di wilayah Dunia Arab.
Sejauh ini, perang keduanya telah menular ke beberapa milisi seperti Houthi di Yaman dan Hizbullah di Lebanon, yang bersekutu dengan Hamas. Houthi yang misalnya, mulai membajak kapal-kapal di Laut Merah untuk menekan dunia dan Israel agar serangan ke Gaza diakhiri.
Inggris dan AS sejak melancarkan serangan rudal ke Yaman. Namun langkah ini belum menghalangi gerakan Houthi yang masih memberikan ancaman bagi pelayaran global.
Di Utara Israel, Hizbullah telah melancarkan serangan ke Negeri Yahudi tersebut untuk membantu Hamas. Ini menimbulkan kekhawatiran akan perang antara kelompok tersebut dan Israel.
Editor: denkur