Berbagai cara dilakukan para perajin dan penjual tahu-tempe di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat agar tetap berproduksi dan memenuhi kebutuhan pasar ditengah terus melonjaknya harga kedelai di pasaran.
DARA – Selain menaikan harga tahu dan tempe, sejumlah perajin terpaksa mengurangi ukuran tahu-tempe yang diproduksinya untuk tetap mempertahankan harga jual di pasaran.
Adi Supriadi (44), seorang perajin tahu mengaku harga kedelai terus merangkak naik. Kondisi itu sangat memberatkan para perajin.
Adi menyebutkan, harga kedelai di pasaran saat ini berkisar Rp 15 ribu per kilogram dari sebelumnya hanya Rp 10 ribu per kilogram.
“Harganya (Kedelai) terus melonjak. Kami terpaksa menaikan harga jual tahu dari sebelumnya Rp 500 per biji menjadi Rp 700 per biji. Karena, kami juga harus dapat menutup biaya produksi,” kata Adi, kepada wartawan, Senin (31/5/2021).
Dalam satu kali produksi, lanjut Adi, pabriknya membutuhkan bahan baku sedikitnya 2 kwintal kedelai.
“Jika kami tidak menaikan harga, jelas rugi. Karena kebutuhan produksi tidak hanya kedelai sebagai bahan baku utama, tapi juga elpiji dan upah karyawan yang juga harus diperhitungkan,” ujarnya.
Sementara itu, Eful Saefullah (35) perajin dan penjual tahu-tempe lainnya mengungkapkan terpaksa mengurangi ukuran tahu dan tempe yang di produksinya untuk mempertahankan harga jual di pasaran.
Melonjaknya harga kedelai di pasaran, kata Eful, sudah dirasakan para perajin tahu-tempe dalam satu bulan terakhir.
“Dalam setiap pekan harga kedelai terus mengalami kenaikan. Kami tetap berproduksi, meskipun ukurannya dikurangi agar tetap dapat memenuhi kebutuhan pelanggan di pasaran,” jelas Eful.
Eful menyebutkan, sudah terbit surat edaran terkait rencana mogok massal para perajin dan penjual tahu-tempe di Kabupaten Cianjur.
Namun sambung Eful, pihaknya masih belum tahu kapan aksi mogok massal itu akan digelar.
“Surat edarannya sudah tersebar ke setiap pabrik. Waktunya belum ditentukan, dari 50 penjual tahu-tempe di Pasar Muka, Cianjur dipastikan ikut terlibat dalam aksi mogok itu. Kami berharap harga cepat kembali normal,” ujarnya.***
Editor: denkur