Harga Kedelai Impor Melambung, Sekjen KITA: Kedaulatan Pangan Jangan Cuma Jargon

Senin, 4 Januari 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sekjen KITA, Ayep Zaki

Sekjen KITA, Ayep Zaki

Awal tahun 2021, harga kedelai impor naik. Para produsen tahu dan tempe morat-marit. Sebagai bentuk protes, mereka pun mogok produksi bersama dari tanggal 1 hingga 3 Januari kemarin.


DARA – Sekjen Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA), Ayep Zaki angkat suara soal kenaikan harga kedelai yang tadinya di kisaran Rp7 ribu melambung hingga Rp10 ribu.

Zaki mengatakan, naiknya harga kedelai hingga hampir 50 persen ini merupakan dampak dari lonjakan permintaan pembelian dari Tiongkok. Pasalnya, selama ini hampir 90 persen kebutuhan kedelai Indonesia dipenuhi dari impor.

“Ini merupakan tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk mencari solusi pemenuhan kebutuhan pokok bangsa yang selalu import-oriented, khususnya kedelai,” ujar Ayep Zaki di Jakarta, Senin (4/1/2021).

Menurut Ayep Zaki yang juga aktif dalam pemberdayaan UMKM, para pengrajin tempe tahu sudah saatnya berkolaborasi dengan petani kedelai lokal.

“Ini yang saat ini sedang diupayakan oleh KITA dengan membangun komunikasi kerjasama melalui dinas terkait di beberapa daerah seperti Sumatera Utara, Sukabumi dan Sigi Sulawesi Tengah,” ujarnya.

Selain itu, KITA juga terus mendukung gerak pemerintah dalam memberikan penyuluhan dan sosialiasi kepada para pengrajin tempe tahu agar usahanya bisa naik kelas.

Saat ini KITA melalui FKDB yang memiliki 85 UMKM yang memproduksi dan mendistribusikan tempe di 82 kota/kabupaten di seluruh Indonesia, merasakan dampak dari kenaikan gara-gara kenaikan harga kedelai ini.

Belum lagi persoalan baru di sejumlah wilayah pertanian yakni kelangkaan pupuk bersubsidi. KITA memantau di sejumlah titik pertanian terjadi kelangkaan pupuk bersubsidi, akibatnya petani terpaksa membeli pupuk non subsidi yang harganya lebih mahal 2 kali lipat.

“Persolan pangan atau pertanian ini perlu menjadi perhatian bersama. Jangan sampai hanya diselesaikan juga dengan solusi sementara. Namun fokus bersama kita adalah membangun kedaulatan pangan, tidak lagi ketergantungan dari komoditas asing. Kedaulatan pangan jangan cuma jargon saja,” kata Zaki menambahkan.***

Editor: denkur

Berita Terkait

Festival Drama Basa Sunda Kembalikan Geliat Gedung Rumentang Siang
Cek Disini, Head to head Indonesia Vs Cina, dan Perbedaan Ranking FIFA
Samantha Ebert Menemukan Cinta dalam Hidupnya “Flowers”
Pesona Wastra Jabar 2024 Memajukan UMKM dan Industri Fesyen
Penampilan Ida Iasha Artis Era 80-an, Bikin Netizen Bilang Begini
Timnas Indonesia Move On, Incar Kemenangan di Negeri Cina
KPU Garut: Begini Prosedur Pindah Memilih pada Pilkada Serentak 2024
KPU Jawa Barat Pastikan TPS Ramah Difabel di Pilkada Serentak 2024
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 14 Oktober 2024 - 14:45 WIB

Festival Drama Basa Sunda Kembalikan Geliat Gedung Rumentang Siang

Senin, 14 Oktober 2024 - 14:34 WIB

Cek Disini, Head to head Indonesia Vs Cina, dan Perbedaan Ranking FIFA

Senin, 14 Oktober 2024 - 13:16 WIB

Samantha Ebert Menemukan Cinta dalam Hidupnya “Flowers”

Minggu, 13 Oktober 2024 - 17:52 WIB

Pesona Wastra Jabar 2024 Memajukan UMKM dan Industri Fesyen

Minggu, 13 Oktober 2024 - 15:26 WIB

Penampilan Ida Iasha Artis Era 80-an, Bikin Netizen Bilang Begini

Berita Terbaru

Samantha Ebert (Foto: Ist)

HEADLINE

Samantha Ebert Menemukan Cinta dalam Hidupnya “Flowers”

Senin, 14 Okt 2024 - 13:16 WIB