DARA | PURWAKARTA – Pemprov Jabar membutuhkan kerjasama dengan semua pihak, terkhusus dengan Nahdatul Ulama (NU). Kerjasama tersebut dibutuhkan untuk menuju Jabar jura lahir batin.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil, menyatakan itu pada Rapat Pleno PBNU yang bertema ‘Konsolidasi Menuju Muktamar ke-34’ di Pondok Pesantren Al Muhajirin 2 pada 19-22 September 2019.
Rapat pleno PBNU dihadiri langsung oleh Wakil Presiden terpilih KH Ma’ruf Amin, Ketua PBNU Said Aqil Siraj, beberapa menteri kabinet kerja, hingga Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil mengatakan bangga Provinsi Jabar beberapa kali mendapatkan amanah dalam penyelenggaraan acara NU tingkat nasional.
“Kami merasa bahagia Jabar selalu dipercaya PBNU untuk jadi tuan rumah acara NU tingkat nasional,” kata Ridwan Kamil Jumat (20/9/19).
Jabar lanjut dia, dengan jumlah penduduk muslim terbesar serta memiliki sebaran 19 persen masjid di Indonesia merupakan lokasi dan lingkungan yang tepat bagi penyelenggaraan hajat besar NU.
“Semoga semakin memperkokoh dakwah Islam ahlussunnah waljamaah di bumi Jawa Barat,”katanya.
Adapun rapat kali ini melibatkan seluruh pengurus NU, juga lembaga dan banomnya di tingkat pusat seperti mustasyar, syuriyah dan tanfidziyah. Salah satu agendanya, membahas tentang penentuan tempat dan waktu muktamar NU ke-34 yang akan berlangsung pada 2020.
Ridwan Kamil mengatakan, dengan tugas memberikan pelayanan di provinsi dengan penduduk terbesar di Indonesia, Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar membutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk PBNU, untuk bergerak bersama menuju visi Jabar Juara Lahir dan Batin dengan inovasi dan kolaborasi.
Dia berharap NU dapat bersinergi dengan Pemdaprov Jawa Barat dalam percepatan kesejahteraan masyarakat melalui sejumlah program keumatan yang sudah berjalan.
“NU sebagai organisasi non pemerintah merupakan rumah besar bagi siapapun muslim yang ingin berkontribusi bagi Jawa Barat,” katanya.
NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia sendiri dalam sejarahnya telah memberikan sumbangsih nyata bagi penguatan semangat kebangsaan.
NU menurut Ridwan Kamil sudah mempertahankan , eksistensinya selama 93 tahun lebih telah mengemban amanah tanggung jawab keagamaan, dan amanah wathoniyah (tanggung jawab kebangsaan) di Tanah Air.
Wartawan: M Syafrin Zaini | editor: aldinar